Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Ekonomi Biru Bisa Jadi Peluang Sekaligus Tantangan

Ekonomi Biru Bisa Jadi Peluang Sekaligus Tantangan

[Kanal Media Unpad] Di tengah ketidakpastian yang terjadi di tatanan global, Indonesia didorong untuk bangkit lebih cepat guna mencapai target proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada 2045 mendatang. Ekonomi biru diperkirakan menjadi peluang baru dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Rina Indiastuti mengatakan, laut Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Data World Bank menunjukkan, nilai ekonomi perikanan di kawasan perairan Indonesia mencapai 27 Miliar US Dolar dan mampu membuka peluang penciptaan lapangan pekerjaan untuk 7 juta orang.

“Kalau diolah dengan baik, krisis pangan bisa kita atasi,” kata Rektor saat menjadi narasumber dalam program “Economic Challenges: Ekonomi Baru, Ekonomi Biru” di Grand Studio Metro TV, Jakarta, Selasa (12/9/2022) malam.

Meski potensi laut begitu besar, perlu waktu agar ekonomi biru bisa menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang optimal. Rektor mengatakan, potensi tersebut perlu didukung dengan kecermatan dalam mengolah berbagai sumber ekonomi di laut. Selain itu, optimalisasi riset dan inovasi menjadi kunci yang tidak dapat dipisahkan.

Menurut Rektor, jika pengolahan ekonomi biru hanya mengandalkan kegiatan konvensional, proses akselerasi akan sulit dilakukan. Karena itu, pemanfaatan riset dan inovasi bersama dengan sektor digital perlu dioptimalkan.

“Ekonomi biru yang potensinya di laut, tetapi bagaimana mengekonomisasikannya dengan riset, inovasi, dan digital,” kata Rektor.

Di sisi lain, pemanfaatan ekonomi laut juga perlu mempertimbangkan kelestarian ekologinya. Hal ini yang menjadi hambatan dalam pengelolaan potensi ekonomi biru yang disampaikan Ketua Tim Pelaksana Unit Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Anastasia Rita Tisiana.

Menurut Ana, cara Indonesia dalam mengelola laut masih belum baik. Konsep “ekonomi biru” yang digaungkan masih berorientasi pada pencapaian target ekonomi. Pencapaian target ekonomi tersebut dikhawatirkan akan merusak ekologi.

Menanggapi hal tersebut, Rektor mengatakan bahwa Indonesia perlu mencari terobosan optimal. Kesehatan laut harus tetap terjaga, sedangkan pertumbuhan ekonomi juga harus dikejar.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengintegrasikan dua hal tersebut adalah dengan bantuan teknologi. Sivitas akademika harus produktif menghasilkan solusi, salah satunya dengan melakukan rekayasa teknologi. Hal ini yang terus digaungkan Unpad kepada para dosen dalam “mengupayakan kesehatan laut secara optimal.

Bagaimana kalau kita juga memanfaatkan hasil iptek untuk kemajuan perguruan tinggi, Hasil riset bisa direkayasa. Itulah ekonomi baru di situ, baru diterapkan pada ekonomi biru,” kata Rektor.

Dalam program yang dipandu presenter Leonard Samosir tersebut juga hadir Penasihat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Sarwono Kusumaatmadja.*