Jumat, 26 April 2024
Perguruan Tinggi

Perawat Harus Ramah Agar Selalu Dikenang

Perawat Harus Ramah Agar Selalu Dikenang

Seorang perawat harus memiliki sifat ramah kepada pasien agar selalu di kenang, hal ini disampaikan oleh Miciko Umeda, S.Kep., Biomed. Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FIK UMJ) dalam sambutannya pada acara Bai’at Mahasiswa Keperawatan Angkatan 2022-2023 (23/11). Kegiatan ini mengangkat tema “Mewujudkan Mahasiswa Kompetitif, Kreatif dan Akhlaqul Karimah Melalui Ba’iat”.

Hadir pada acara tersebut Wakil Rektor I UMJ Dr. Muhammad Hadi, M.Kep., Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan UMJ Ns. Neneng Kurwiyah, S.Kep., MNS., Direktur SDI & Al Islam Kemuhammadiyahan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Eko Yulianto, S.Psi, MKM., dan seluruh sivitas akademika Prodi Keperawatan FIK UMJ. Kegiatan berlangsung di Auditorium Rufaidah.

Miciko Umeda, S.Kep., Biomed. (Dekan FIK UMJ), Dr. Muhammad Hadi, M.Kep (Warek 1 UMJ), Eko Yulianto, S.Psi, MKM. (Direktur SDI RSIJ Cempaka Putih), Hardiansyah (mahasiswa) dan Ns. Neneng Kurwiyah, S.Kep., MNS. (Kaprodi Sarjana Keperawatan UMJ), saat menandatangi berkas Bai’at, pada Rabu (23/11).

Neneng melaporkan bahwa mahasiswa yang melakukan Ucap Janji Bai’at merupakan mahasiswa yang telah menjalani proses pembelajaran selama 3 semester dan menempuh 63 SKS (Sistem Kredit Semester). “Saat ini Prodi Sarjana Keperawatan telah menggunakan kurikulum baru yaitu kurikulum tahun 2021, sehingga masa studi tempuh selama tujuh semester,” ungkap Neneng.

Miciko, dalam sambutannya memberikan penjelasan bahwa Ucap Janji Bai’at ini merupakan tradisi untuk mengingat tokoh keperawatan dunia dan tokoh keperawatan di zaman Rasul. “Kegiatan ini biasa dilakukan untuk meningkatkan keterampilan baik itu secara efektif maupun psikomotor untuk meningkatkan kompetensi dalam rangka memenuhi capaian pembelajaran,” jelas Miciko.

Lebih lanjut, Miciko menegaskan bahwa FIK UMJ memiliki capaian pembelajaran yang harus dilalui oleh mahasiswa melalui praktek di linik dan rumah sakit. Hal tersebut merupakan pengenalan awal Mahasiswa Keperawatan UMJ agar mendapatkan predikat kompeten sebagai perawat profesional.

Hadi memberikan nasihat untuk para mahasiswa keperawatan yang akan melakukan praktik di rumah sakit atau klinik agar selalu mengingat Undang-Undang Rumah Sakit dalam menjaga kenyamanan pasien dengan menghormati privasi dan tidak menyebarluaskan konten yang kurang pantas. “Bai’at ini merupakan momentum bersejarah untuk para mahasiswa, sebab hal seperti ini menjadi titik semangat dalam belajar agar menjadi perawat profesional,” tutur Hadi.

Prosesi Bai’at berjalan dengan khidmat diikuti oleh 131 mahasiswa yang terdiri dari 111 perempuan dan 30 laki-laki. Mereka melafalkan Bai’at dengan dipimpin oleh salah satu mahasiswa Keperawatan UMJ, Hardiansyah, dan didampingi oleh rohaniawan. Setelah proses pembacaan Bai’at, naskah langsung ditandatangani oleh Hardiansyah dan Neneng.

Peserta dan dosen saat acara Bai’at, di Auditorium Rufaidah, pada Rabu (23/11).

Acara dilanjutkan dengan tausiyah oleh Eko Yulianto, S.Psi, MKM., dengan menjelaskan mengenai kiat-kiat mencapai tujuan hidup dimana kuncinya adalah dengan banyak mengambil hikmah dari setiap kejadian. (MN/KSU)