Selasa, 30 April 2024
Perguruan Tinggi

Cegah Gangguan Mental, Peran Dosen Wali Diperlukan

Cegah Gangguan Mental, Peran Dosen Wali Diperlukan

Laporan oleh Sulthan Adam Wizarddinan Hariono

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Prof. Ir. Tarkus Suganda, M.Sc., PhD., mengatakan, di balik makin membaiknya kualitas pembelajaran jarak jauh, ada dampak yang mengintai mahasiswa, yaitu kesehatan mental. Kondisi ini mendorong dosen wali harus aktif “hadir” mendampingi mahasiswa.

“Dosen wali bukan hanya sekadar menyetujui Kartu Rencana Studi mahasiswa, melainkan harus menjadi tempat mahasiswa merasa diterima di kampus,” kata Prof. Tarkus saat menjadi narasumber dalam acara “Dialog dengan Dosen Wali” di Bale Sawala Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Selasa (17/1/2023).

Prof. Tarkus mengatakan, ancaman kesehatan mental cukup mengkhawatirkan. Bukan sekadar memukul mundur semangat mahasiswa, tetapi bisa berdampak lebih parah hingga ancaman bunuh diri.

Untuk itu, kehadiran dosen wali sebagai sarana mahasiswa bercerita, berkeluh kesah, mengadu, dan ngobrol perlu digalakkan. Dengan merasa dicintai, diterima, dan memberi ruang satu sama lain diharapkan dapat menekan masalah kesehatan mental pada mahasiswa pascapandemi.

Lebih lanjut Prof. Tarkus menjelaskan, ciri diri yang sehat mental adalah mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, suka menolong, dan ditolong oleh orang lain. Selain itu, diri yang sehat juga dapat memvalidasi dirinya, tidak menilai keberhasilan orang lain sebagai perbandingan hidup, serta melakukan kegiatan sesuai dengan bakat dan kemampuan.

Dalam menguatkan kesehatan mental mahasiswa, ada peran dosen dalam pembangunan karakter mahasiswa, antara lain sebagai panutan, penyedia informasi, fasilitator, asesor, perencana, dan pengembangan sumber daya manusia. Hal ini termaktub dalam cita-cita semua dalam mencegah perundungan, menekan angka sakit mental, serta menjadi rumah untuk mahasiswa.

“Dosen sebagai panutan mahasiswa dapat diartikan sebagai dosen yang approachable, organizer, dan mentoring,” pungkasnya. (arm)*