Selasa, 07 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Ber-IMM Seperti Filosofi Waktu

Ber-IMM Seperti Filosofi Waktu

Kuliah Umum dalam rangka Pelantikan Pimpinan Komisariat IMM FEB Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Periode 2023‒2024 (Foto: Ema)

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melaksanakan kuliah umum dengan narasumber Erik Tauvani Somae, S.H.I., M.H. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam Pelantikan Pimpinan Komisariat IMM FEB Periode 2023/2024, yang berlangsung pada Senin, 6 Februari 2023, bertempat di Auditorium Kampus III UAD.

Rekontruksi kepemimpinan IMM FEB untuk mencapai progresivitas yang bertanggung jawab dan militan menjadi tema dari kuliah umum ini. “Progresivitas adalah cahaya. Bukan hanya wajah yang bercahaya, tetapi pemikiran, gagasan, dan cita-cita juga bercahaya. Kemudian, anggota IMM itu sudah memiliki darah yang merah, sehingga tiada kata untuk surut ke belakang, karena progresif adalah maju dan berkemajuan,” ujar Erik sebagai pembuka.

Erik membahas teori tentang surah Al-Asr pada tafsir Al-Azhar dari Buya Hamka yang merupakan penggerak Muhammadiyah. Al-Asr dijadikan sumpah karena bermakna dalam waktu asar. Ini disebabkan oleh kultur Makkah pra-Islam di saat waktu asar manusia suka berkumpul di satu tempat, menghabiskan waktu dengan sia-sia, dan sering melakukan pertikaian.

“Saking seringnya terjadi pertikaian, orang-orang Arab mengutuk waktu asar. Kemudian, turunlah Surah Al-Asr sebagai sumpah dan teguran dari Allah bahwa bukan waktu asar yang salah, melainkan manusialah yang salah dalam menggunakan waktu asar secara sia-sia,” katanya.

Ia menambahkan, Asar tidak terbatas waktu salat Asar atau sore saja, bisa pagi, siang, malam, atau sehari penuh. “Jadi yang ingin saya sampaikan kepada immawan dan immawati, kemajuan adalah etos Al-Asr karena waktu itu memiliki sifat berjalan maju. Maka mentalitas yang harus dibangun adalah senantiasa memperbarui gagasan, pikiran, cita-cita, serta kultur. Hidup kita tidak akan berhenti di satu tempat,” terang Erik.

Ia kembali ke topik pembahasan tentang sifat waktu. Sifat waktu yang pertama, terus maju. Sifat waktu yang kedua yaitu terbatas. “Kalian para immawan dan immawati tidak bisa selamanya menjadi mahasiswa, sehingga maksimalkan masa kuliah kalian dengan hal-hal bermanfaat. Orang bijak mengatakan hidup sekali, berarti. Ber-IMM sekali, berarti. Berlomba-lombalah menjadi yang terbaik sehingga menjadi masyarakat unggul yang bertanggung jawab untuk kemajuan bangsa dan agama.” (Ema)

uad.ac.id