Selasa, 14 Mei 2024
Perguruan Tinggi

UB Kukuhkan Profesor dari FEB, FT dan FTP

Demi meningkatkan kualitas pengajaran, UB kembali mengukuhkan empat profesor dari FEB, FT dan FTP, Selasa (12/12/2023).

Mereka diantaranya, Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si. sebagai Profesor aktif ke 28 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Profesor aktif ke 200 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 359 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Gunawan Prayitno, S.P., M.T., Ph.D. sebagai Profesor aktif ke 26 di Fakultas Teknik (FT) dan Profesor aktif ke 201 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 360 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Dr. Ir. Nur Hidayat, M.P. sebagai Profesor aktif ke 24 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Profesor aktif ke 202 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 361 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Sugiono, S.T., M.T., Ph.D. sebagai Profesor aktif ke 27 di Fakultas Teknik (FT) dan Profesor aktif ke 203 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 362 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Dr. Drs. Fatchur Rohman, M.Si

Prof. Fatchur dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Model Perilaku Konsumen Digital Boutique” (MPK-DB) meneliti bagaimana lingkungan sosial berpengaruh terhadap loyalitas seorang konsumen.

Prof. Fatchur mengatakan bahwa model yang dibuatnya saat ini masih diterapkan pada konsumen Boutiqe sehingga diharapkan ke depan masih perlu adanya dikembangkan lagi.

Kemajuan teknologi yang semakin canggih saat ini, membuat pengusaha Boutique perlu memikirkan inovasi yang lebih canggih dalam memasarkan barang dagangannya.

Perubahan perilaku pelanggan di era digital, mendorong pengelola bisnis untuk melakukan penyesuaian terhadap perencanaan strategis dan bentuk implementasinya dalam rangka menjaga dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Bisnis butik merupakan salah satu bentuk usaha ritel, dimana pengembangan usaha akan bergantung dari jumlah penjualan dari pakaian. Dalam rangka meningkatkan jumlah penjualan di era digital, bisnis butik perlu melakukan pembaruan terhadap strategi pemasaran.

Salah satu strategi yang umum dikembangkan oleh pengelola usaha butik di era digital adalah menciptakan ruang belanja digital berupa webstore atau e-marketplace.

Melalui strategi ini, variabel operasional untuk mengobservasi bagaimana aspek lingkungan fisik dapat menstimuli perilaku pelanggan menjadi tidak relevan karena pelanggan berbelanja secara online tanpa mengunjungi toko fisik.

Prof. Gunawan Prayitno, S.P., M.T., Ph.D.

Profesor Bidang Ilmu Perencanaan Wilayah dan Desa Berkelanjutan tersebut akan membawakan Orasi Ilmiahnya yang berujudul “Social Capital-Integration (SCI) Sebagai Basis Konstruksi Desa Berkualitas”

Social Capital Integration (SCI) sebagai basis konstruksi desa berkualitas, muncul sebagai elemen kunci untuk mempercepat transformasi digital di pedesaan.

Transformasi digital adalah pondasi utama yang membawa perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi, bekerja, dan berinovasi. Modal sosial, termasuk jaringan sosial, norma, dan nilai bersama, membentuk dasar yang kuat untuk memahami, merancang, dan menerapkan solusi digital. Keberhasilan pembangunan Desa 4.0 sangat tergantung pada kolaborasi aktif antara pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta.

Integrasi modal sosial (SCI) sebagai basis konstruksi desa berkualitas, mencakup elemen-elemen seperti hubungan sosial, kepercayaan, norma bersama, dan kolaborasi dalam konteks desa. Ketika teknologi digital dalam era ini telah memasuki desa-desa kita dengan cepat, penting untuk mengenali dan memahami peran yang dimainkan oleh modal sosial dalam membentuk desa keberlanjutan. 

Modal sosial memainkan peran kunci dalam membina kohesi sosial, memfasilitasi kolaborasi yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan teknologi digital, dan menjaga keberlanjutan budaya lokal.

Modal sosial akan menjadi poin awal penting untuk memahami bagaimana desa-desa dapat memanfaatkan transformasi digital untuk mencapai tujuan pembangunan Desa 4.0.

Prof. Sugiono, S.T., M.T., Ph.D :

Perlintasan kereta api sebidang di Indonesia yang tidak ada petugas ataupun palang pintu tercatat berjumlah 2.259 lokasi. Selain itu, berdasarkan data kecelakaan di tahun 2022, jumlah kecelakaan diperlintasan kereta api sebidang adalah sebesar 289 kejadian atau sebanyak 6,02 kejadian kecelakaan tiap minggunya. Sebanyak 87% kecelakaan atau sekitar 251 kecelakaan terjadi pada perlintasan tanpa petugas.

Sebenarnya telah banyak temuan yang membahas upaya pencegahan kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api. Prof. Sugiono, S.T., M.T., Ph.D.  yang merupakan professor pada bidang Ilmu Ergonomi Transportasi Fakultas Teknik menemukan pendekatan baru berbasis sistem integrative dalam peta jalan yang aman yang mampu menggugah kewaspadaan dan kosentrasi pengendara yang akan melintasi perlintasan kereta api.

“Aplikasi ini dibuat untuk menyempurnakan solusi existing yang hanya fokus pada area perlintasan, sementara pengendara dan masinis belum dilibatkan secara komprehensif,” ungkapnya.

Peta jalan itu dinamakan Double Awareness Driving (DAD) yang bekerja dalam bentuk peta visual dan audio. Peta DAD kedepan akan terintegrasi dengan sistem informasi masinis dan device pada perlintasan tanpa petugas. Sistem alarm yang akan dibangun mengintegrasikan sociotechnical pengendara – kereta api – masinis dengan memanfaatkan aplikasi machine learning dan aplikasi berbasis web yang interaktif dan efisien.

“Peta jalan DAD akan memberikan informasi jumlah perlintasan kereta api yang akan dilalui dan secara real time akan menampilkan peringatan dini pengemudi yang terbagi menjadi tiga zona, yaitu: hijau, kuning, dan merah,” paparnya.

Aplikasi yang dibuat ini telah diuji kemudahan penggunaannya melalui uji tampilan visual display berupa usability test dengan skor SUS sebesar 97,50 atau kategori A (siap pakai). Selain itu dampak dari penggunaan peta DAD pada tingkat konsentrasi pengendara diuji dengan rekaman perubahan pada sinyal otak melalui alat EEG. Hasil dari rekaman EEG dapat disampaikan bahwa peta jalan DAD dapat menaikkan konsentrasi pengendara hingga 21.66%.  Semakin mendekati tempat perlintasan kereta api sebidang, maka semakin tinggi pula tingkat kewaspadaan pengendara.

Namun diakuinya kelemahannya adalah peta DAD belum menyediakan database, sehingga masih bekerja berdasarkan ketersediaan jaringan internet.

Prof. Dr. Ir. Nur Hidayat, MP

Prof. Dr. Ir. Nur Hidayat, MP, Profesor dari Fakultas Teknologi Pertanian ini memperkenalkan Inokulum Mikrobia Pendegradasi Limbah Agroindustri (Impala). Impala yakni bagaimana memproduksi inokulum mikrobia dengan memanfaatkan limbah yang dikeluarkan oleh unit proses produksi.

Inokulum mikrobia menjadi Inocul penting dalam penanganan limbah secara biologis dan menunjang produktivitas. Penanganan limbah secara biologis terutama menggunakan mikroorganisme menjadi cara yang paling banyak dipilih setelah proses fisis dan khemis tidak lagi mampu melakukan degradasi atau dianggap terlalu mahal.

Ketersediaan inokulum mikroorganisme di ranah industri terutama industri skala menengah dan kecil belum mendapat perhatian sehingga masih banyak limbah yang belum tertangani. Pihak ketiga yang menangani limbah terutama limbah padat masih kesulitan mendapatkan mikroorganisme ini sehingga mereka masih membutuhkan lahan yang luas untuk menampung limbah sebelum dikomposkan. Penampungan ini harus dilakukan di tempat yang jauh dari pemukiman karena adanya bau yang ditimbulkannya.

Penyediaan mikroorganisme pendegradasi limbah agroindustri yang mampu melakukan perombakan dengan cepat perlu dilakukan dengan baik dan benar. Penyediaan dapat dilakukan melalui isolasi dan nutrisi yang murah serta mudah didapatkan.

Salah satu sumber nutrisi yang kini memungkinkan digunakan adalah larva BSF atau magot. Budidaya magot dengan memanfaatkan limbah agroindustri menjadi salah satu model yang menarik untuk diterapkan dalam mengatasi mahal dan terbatasnya sumber nutrisi untuk produksi inokulum.

Penggunaan magot sebagai nutrisi untuk pengembangan inokulum yang diperlukan dalam penanganan limbah menjadi model sircular economy yang banyak memberikan nilai positif pada tiap tahapnya. Larva BSF akan mengurangi tumpukan limbah padat dan sekaligus menghasilkan kompos. Hal ini akan mengurangi jumlah tumpukan yang harus dikomposkan secara langsung. Apalagi pengomposan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan produksi larva.[okydian/vicky]