Senin, 01 Juli 2024
Perguruan Tinggi

Tim PKM RSH FIS Unimed Riset Indigenous Local Wamaigi Tandra sebagai Strategi Menghadapi Tantangan Lingkungan pada etnik Nias di Kabupaten Nias Barat

Tim PKM RSH FIS Unimed Riset Indigenous Local Wamaigi Tandra sebagai Strategi Menghadapi Tantangan Lingkungan pada etnik Nias di Kabupaten Nias Barat

Etnik Nias merupakan salah satu etnik yang mendiami wilayah Sumatera Utara, tepatnya berada di Pulau Nias. Masyarakatnya hidup dengan beragam tradisi yang hingga saat ini masih terlaksana. Tradisi yang ada dilestarikan, dihormati, dan dilaksanakan guna keberlangsungan identitas budaya etnik Nias. Sejalan dengan hal tersebut, alam erat hubungannya dengan etnik Nias mengingat topografi pemukiman masyarakatnya dikelilingi oleh lautan. Berdasar pada Arisafitri dan Izzuddin (2021), etnik Nias kerap menghubungkan tanda-tanda atau fenomena – fenomena tertentu dari alam ke dalam aktivitas kehidupannya. Tanda-tanda tersebut kemudian dimaknai dan menjadi sebuah indigenous local etnik Nias yang dikenal dengan istilah wamaigi tandra.

Wamaigi tandra adalah salah satu kemampuan asli etnik Nias dengan mengamati berbagai objek, peristiwa/ kejadian, dan bunyi tertentu, seperti keadaan alam, bentuk awan, fase bulan, dan tanda-tanda lain yang diyakini menjadi petunjuk baik dan tidaknya menjalani kehidupan. Bagi etnik Nias, kemampuan melihat tanda-tanda mampu memberikan satu keterikatan manusia dalam menghadapi tantangan lingkungan, seperti potensi gagal panen, badai kencang, gempa bumi, bahkan tsunami.

Dalam kaitannya dengan pelestarian kearifan lokal etnik Nias, salah satu Tim PKM RSH dari Prodi Pendidikan Antropologi, FIS, Universitas Negeri Medan berhasil memeroleh pendanaan riset dalam Program Kreativitas Mahasiswa Tahun 2024 oleh Ditjen Diktiristek Kemdikbud. Riset dilakukan pada 3 kecamatan di Kabupaten Nias Barat  yang berlangsung sejak Mei hingga Juni 2024 dengan mengangkat judul ‘Indigenous Local Wamaigi Tandra sebagai Strategi Menghadapi Tantangan Lingkungan dan Upaya Mempertahankan Identitas Budaya Nias di Kabupaten Nias Barat’. Adapun tim riset terdiri atas Rosania Krisda Prilyani Zebua, Helen Nardalia Gea, Aktivis Karnitus Zebua, Okhotada Yosefo Laia, Samueli Defan Daeli, dengan dosen pendamping Ayu Febryani, S.Pd., M.Si.

Secara rinci, penelitian bertujuan untuk: (1) menganalisis implemetasi indigenous local wamaigi tandra sebagai strategi dalam menghadapi tantangan lingkungan di Kabupaten Nias Barat; (2) menemukan upaya mempertahankan indigenous local wamaigi tandra pada etnik Nias di Kabupaten Nias Barat; dan (3) menganalisis dampak implementasi indigenous local wamaigi tandra terhadap upaya pelestarian lingkungan dan budaya di Kabupaten Nias Barat.

Melalui riset ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi wamaigi tandra sebagai sistem proyeksi dalam mendukung cultural resilience dan pemajuan kebudayaan Nias dalam domain kearifan lokal. Selain itu, menjadi model ketahanan budaya melalui implementasi wamaigi tandra bagi berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, peternakan, dan kegiatan budaya pada etnik Nias di Kabupaten Nias Barat.(Humas Unimed)