Jumat, 26 April 2024
Perguruan Tinggi

Merajut Mimpi di Tengah Batasan: Kisah Inspiratif Pelarian yang Kini Menjadi Professor

Merajut Mimpi di Tengah Batasan: Kisah Inspiratif Pelarian yang Kini Menjadi Professor

MENDALO,- Dr. Junaidi. S.E.,M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi (UNJA) meraih jabatan tertinggi fungsional dosen sebagai Guru Besar/Profesor dalam bidang Ilmu Kependudukan dan Ketenagakerjaan.

Jabatan Profesor ini berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor:24401/M/07/2023 tentang kenaikan jabatan akademik/fungsional dosen yang ditetapkan pada 26 April 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim.

Junaidi mengatakan bahwa jabatan sebagai guru besar ini merupakan anugerah yang besar tapi sekaligus juga mengandung tanggung jawab yang besar, ada tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang harus diemban dan dilaksanakan oleh seorang guru besar khususnya dalam tridharma perguruan tinggi.

“Perolehan jabatan sebagai guru besar ini tentunya tidak lepas dari kontribusi banyak pihak. Pertama, pada seluruh keluarga besar saya yang telah mendukung dan tidak henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan saya, kemudian pimpinan Universitas baik itu Rektor beserta jajaranya, dekanat FEB, dosen-dosen senior, sahabat-sahabat dosen, tenaga kependidikan di Universitas dan Fakultas, yang telah memperlancar semua urusan dan selalu menyemangati saya seluruh mahasiswa saya,”ujar Junaidi.

Selain itu Junaidi mengatakan dengan berbagai dinamikanya telah menuntutnya untuk terus belajar dan berkarya. Dan tentunya pada kesempatan ini juga Junaidi mengucapan terima kasih kepada supporting teamnya yaitu dosen-dosen muda dan mahasiswa tingkat akhir S1 maupun S2 di FEB, yang sudah bekerja keras dalam membantu dalam melaksanakan berbagai penelitian di lapangan, sehingga ia bisa menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas, sebagai salah satu syarat dalam perolehan guru besar ini.

“Akhirnya, dengan perolehan jabatan guru besar, saya berharap mudah-mudahan ke depan saya bisa berkontribusi lebih banyak lagi khususnya untuk kemajuan FEB dan UNJA, serta ilmu pengetahuan secara umum,”ungkap Junaidi.

Pria kelahiran Padang, Sumatera Barat ini mengatakan ketika tamat SMA di Padang, ia diterima kuliah di D3 Ekonomi UNAND, tetapi juga diterima kuliah di Universitas Jambi, pada saat itu Junaidi memilih untuk kuliah di Universitas Jambi, tetapi orang tua tidak setuju karena keterbatasan kemampuan orang tua untuk membiayainya kuliah di Jambi. Namun orang tuanya tetap menginginkan Junaidi untuk kuliah di Padang saja, tetapi Junaidi bersikeras untuk ke Jambi, dan pada akhirnya ia melarikan diri dengan bekal seadanya dan pergi ke Jambi tanpa izin orang tua.

“Saya berpikir, kalaupun orang tua tetap tidak setuju, saya akan berusaha kuliah sambil bekerja, alhamdulillah setelah kuliah beberapa bulan kemudian, saya mengabari orang tua saya dan memberikan alamat saya di Jambi, orang tua saya akhirnya datang ke Jambi dan akhirnya menyetujui saja, pada waktu itu, saya belum pernah ke Jambi dan juga tidak punya satupun keluarga atau kenalan di Jambi, tapi alhamdulillah ketika sampai di Jambi, Allah mempertemukan saya dengan satu keluarga yang sangat baik, yang mau menampung saya di rumah mereka walaupun sebelumnya mereka tidak kenal dengan saya, mereka pasangan suami isteri Raja Asri Yaman dan Asra Yeti,” kata Junaidi.

Suami dari Hardiani dan ayah Arwatrisi Ediani, Ikraduya Edian dan Annora Haj Adilah mengatakan setelah tamat S1 di Universitas Jambi, ia diterima jadi dosen UNJA dan setelah menjadi dosen, ia melanjutkan pendidikan S2 di UGM dan S3 di IPB Bogor.

“Alhamdulillah setelah menjadi dosen dan menyelsaikan pendidikan saya, akhirnya saya bisa mendapatkan gelar guru besar,” tutup Putra dari Bapak Bagindo Syafril dan Ibu Rismaniar serta Menantu Bapak Hapiun Nasution dan Ibu Sri Sutari (alm),” tutupnya.

Silvia Yuliansari Asril/HUMAS