Rabu, 15 Mei 2024
Sekolah Menengah Atas

Cai  Cia  Ciu  Cao

Cai  Cia  Ciu  Cao

(Rangkaian agak aneh tetapi menyusun konsep kehidupan yang menggetarkan jiwa)

Vinsensius Nurdin

Sman3borong.sch.id-Kesan awal ketika membaca ujaran ini secara serampangan dianggap salah satu ucapan dalam bahasa China atau rumpun bahasa-bahasa  yang berdekatan. Bahasa-bahasa modern mengenal satu istilah bahasa slang. Paling umum dan sering digunakan kalangan muda dengan istilah bahasa gaul. Semakin sering digunakan dalam kalangannya akan dianggap semakin gaul. Semakin menigikuti perkembangan zaman dan semakin menunjukan kekhasannya sebagai kawula muda. Kaum muda yang memakai bahasa gaul atau bahasa slang semakin sering digunakan dalam peredaran waktu tertentu dan kadangkala setiap generasi memiliki bahasa gaulnya masing-masing. Trend bahasa gaul menjadi kenyataan yang sulit dihindari dan bahkan pengaruhnya meluas ke tengah komunitas manusia pada umumnya. Bahasa gaul pada awal mula adalah ciptaan generasi muda yang mau menunjuk kepada symbol tertentu yang hanya dapat dimengerti oleh kalangan terbatas, tetapi lambat laun karena keseringan dalam penggunaannya, tanpa sadar atau pun tidak menyusup masuk ke dalam kalangan yang lebih luas dan akhirnya menhadi trendy suatu zaman tertentu. Penciptaan bahasa slang dalam kalangan yang awalnya terbatas pada kelompok tertentu meluas menjadi bahasa harian manusia dan kadangkala dipakai secara serampangan dalam percakapan resmi.

Sambil tetap berpijak pada cara pandang kita dalam penggunaan bahasa resmi, kadangkala pemakaian bahasa gaul dalam cara kita berbahasa tidak dapat terhindarkan bahkan dalam ujaran-ujaran resmi. Sampi pada titik ini, kita semua mengakui bahwa penggunaan bahasa kita sampai saat ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Kita akan sangat sulit memahami penggunaan bahasa beberapa waktu yang lalu dengan penggunaan bahasa saat ini. Setiap tahun kamus satu bahasa tertentu direvisi. Dalam proses ini ada banyak kata baru yang ditambahkan dan ada banyak kata lama yang dihilangkan tergantung pada pesona pengguna bahasa. Kita pasti akan tersentak tanpa ingin menggugat ketika menemukan varian baru dalam pemakaian suatu susunan kalimat semisal konfix, sufuiks dan infiks dalam bahasa Indonesia. Pada akhir-akir ini, kita pasti akan sering menjumpaia padanan kata misalnya memertemukan ketimbang padanan lama mempertemukan. Saya tidak berkompeten menjelaskan secara detail tentang perubahan ini. Para guru bahasa Indonesia memiliki kompetensi yang luar biasa terhadap perubahan paradigm berbahasa seperti ini. Saya hanya mengetengahkan kepada sidang pembaca yang budiman terhadap beberapa perubahan yang tidak terhindarkan dari katakana saja pergeseran bahasa manusia dari waktu ke waktu. Dalam pada ini bahasa slang turut juga berperan dalam pergeseran penggunaan berbahasa kita.

Saya tidak membatasi penggunaan bahasa slang/bahasa gaul pada bahasa nasional saja, tetapi juga menyusup masuk ke dalam bahasa ibu/bahasa tradisional. Saya mengangkat bahasa slang Cai Cia Ciu cao dalam penggunaan bersama bahasa tradisional Manggarai. Tidak diketahui secara pasti asal muasal rumpun kata slang Cai Cia Ciu Caodalam mulut kaum muda Manggarai yang mengucapkan ini dan menjadi trend dalam pergaulan di antara mereka. Secara literer kita akan mencoba mengartikan slang Cai Cia Ciu Cao yang diucapkan kaum muda dalam pergaulan mereka. Kita akan mencoba mendalami pertama kata Cai yang secara literer berarti datang/tiba. Kata ini menunjuk secara langsung situasi tibanya sesuatu atau seseorang pada suatu tempat tertentu. Kombinasi seperti kata cai lee berarti tiba di sana atau kombinasi caim bo ga menunjuk kepada sapaan awal yang pemilik rumah lakukan kepada tamu yang datang berkunjung dan dapat pula menunjuk pada iktiar persahabatan.  Kata bahasa Cia biasanya mengacu kepada tindakan makan. Ungkapan seperti  mai cia artinya mengajak untuk makan atau remeng Cia merujuk kepada pemberitahuan kepada pihak lain bahwa sedang makan. Tindakan umum yang mengacu kepada hal melakukan kegiatan makan diartikan dalam kata Cia. Rangkaian ketiga dari ini adalah ciu yang secara aksiologis berarti minum. Kata ini agak sedikit digunakan dalam pengertian  minum air biasa, air putih setelah makan Berbeda dengan arti kata Cia, kata Ciu biasanya menunjuk kepada tindakan minum minuman keras. Dengan sengaja mereguk minuman yang memabukkan. Rangkaian ucapam mai ciu berarti ajakan untuk miras secara bersama-sama. Rangkaian terakhir dari anak kandung dalam bunyi ujaran bahasa Cina tetapi berkonsep bahasa tradisional Manggarai dalam pengertian etimologis adalah Cao. Secara aksiologis, kata ini berarti ajakan untuk meninggalkan suatu tempat ke tempat lain, ataupun juga mengungkapkan tindakan ingin pergi ke tempat lain. varian cao ge menunjuk dan berarti ayo kita berangkat.

Deretan kata Cai  Cia  Ciu  Cao dalam bentuk semi homograf dan semi homofon rumpun bahasa China sesungguhnya ketika diselisik lebih dalam adalah padanan bahasa Manggarai. Deretan yang sejenis ini akan biasa kita jumpai dalam padanan yang mengherankan dalam bahasa Manggarai. Tidak secara kebetulan, tatkala kita mencoba membuka tabir di balik pembentukan bahasa daerah Manggarai dalam sejarahnya. Saya tidak memaksakan diri untuk mengatakan ada pengaruh dari rumpun bahasa China, tetapi dengan pengamatan sederhana keseimpulan semacam ini tidaklah salah sama sekali sambil tetap menginat pengaruh pendatang luar yang bersekutu dalam bentuk perdagangan dengan orang-orang Manggarai di masa lalu. Hal-hal semacam ini tetap terbuka untuk diselidiki sehingga menjadi kekayaan intelektual tersendiri dalam memahami berberapa fakta yang saling terhubung satu dengan yang lainnya.

MENTALITAS CAI CIA CIU CAO DALAM KEHIDUPAN

Setelah kita mendalami sedikit konsep literer deretan kata yang membentuk bunyi ujaran yang khas seperti di atas, kita akan mencoba selangkah lebih maju pada bilik berikutnya yang menghadirkan mentalitas manusia Cai Cia Ciu Cao. Tanpa berpeluang untuk menghujat peri kehidupan dengan mentalitas Cai Cia Ciu Cao, tetapi kadangkala hal ini berlaku sebagaimana adanya dalam kehidupan manusia. Ada saja manusia yang bermental seperti deretan kata dalam ujaran-ujaran ini. Ada saja manusia yang secara fisik masuk dalam hitungan tetapi tidak memiliki prodiuktivitas dalam kehidupan. Lebih dari pada itu, hanya menggantungkan ketersediaan kebutuhan yang orang lain sediakan, tanpa dia sendiri berusaha untuk memberdayakan sumber daya yang dimiliki. Mentalitas dalam ujaran dengan kesan bahasa China ini telah lama mendadani sebagaian anak manusia. Peradaban suka senang berlebihan tanpa kecukupan sumber daya untuk pemberdayaan dialami sebagaian dari terjadinya penyebab kehidupan yang memperihatinkan. Datang hanya untuk makan lalu minum mabuk kemudian berangkat, pergi kemana saja yang disukai adalah sebagian dari mentalitas manusia yang secara pasti telah melemahkan keseluruhan sistem kehidupan yang menekankan produktivitas demi pemberdayaan kehidupan yang manusiawi. Yang sering kita alami adalah kumpulan pribadi seperti ini sering menjadi peyebab keributan di tengah masyarakat. Penyulit api kebencian. Penyebab terjadinya kesesakan yang ada. Tanpa sengaja, peri kehidupan mereka akan digemari sebagaian orang dan dimodivikasi sedemikian rupa sehingga terus menelurkan budaya dengan mentalitas ketidakpedulian terhadap kehidupan.

Tawaran kehidupan sekarang dalam kepelbagaian cara dan sarana telah memaksa kita untuk keluar dari ketertutupan diri dan membaur dengan lingkungan massa manusia dalam persaingan kehidupan yang tidak memiliki jeda untuk memertanyakan kesiapan kita. Tuntutan mendesak dalam pemberdayaan diri sehingga mampu bertahan dalam badai persaingan modernitas yang kian menunjukan keberingasannya. Berbenah diri tanpa memberi jalan kepada lepongahan tanpa alasan adalah satu diantara sekian anak panah yang mesti tetap tersimpan dalam tabung anak panah demi membidik sasaran zaman.