Senin, 29 April 2024
Perguruan Tinggi

conFLOWsation Water Day 2024 Dorong Kolaborasi Multipihak Atasi Krisis Air Baku

conFLOWsation Water Day 2024 Dorong Kolaborasi Multipihak Atasi Krisis Air Baku

conFLOWsation Water Day 2024 gandeng pemerintah dan LSM Kota Malang

Mengalirkan perdamaian melalui air bukanlah sekadar konsep, tetapi sebuah misi yang dijalankan dengan serius oleh berbagai pihak. Hal ini terbukti pada acara conFLOWsation Water Day 2024, yang diselenggarakan di Open Public Space Malang Creative Center pada tanggal 25 Februari 2024.

Dengan tema Mengalirkan Perdamaian Melalui Air, acara ini menjadi panggung bagi kolaborasi multipihak dalam menangani krisis air baku yang semakin mendesak.

Kegiatan ini diketuai oleh Firjatullah Beryl Achmad dengan Orin Syakira Syila DK selaku penanggung jawab acara, dan Prof. Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS., IPM., ASEAN Eng., selaku Dosen Pembimbing.

Turut serta dalam acara ini berbagai komponen, termasuk instansi pemerintah, instansi swasta, akademisi, dan LSM, yang bersatu untuk mendiskusikan tantangan ketersediaan air di lingkup Malang Raya.

Diskusi-diskusi yang dilakukan dalam acara ini mengangkat dua topik utama. Pertama, Potensi dan Ancaman Ketersediaan Air Bagi Masyarakat, yang membahas kualitas dan kuantitas air baku di Malang Raya serta permasalahan sosial yang terkait.

Topik kedua adalah Peran Masyarakat dan Pemerintah dalam Penanggulangan Masalah Ketersediaan Air Bagi Masyarakat, yang membahas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air baku dan kebijakan pemerintah terkait hal tersebut.

Acara ini bertujuan untuk menyediakan wadah bagi masyarakat dan pemangku kebijakan untuk berdiskusi tentang permasalahan ketersediaan air. Melalui pertemuan komunitas, kampanye media elektronik, dan kampanye media cetak, conFLOWsation menyampaikan materi-materi yang mengedukatif dan solutif.

“Tujuannya adalah untuk membangun komunikasi yang lebih baik antara masyarakat dan pemangku kebijakan terkait dengan permasalahan ketersediaan air,” tukas Orin.

Mahasiswa Teknik Pengairan 2022 ini menyimpulkan bahwa permasalhan air membutuhkan kolaborasi yang erat antar berbagai pihak.

“Hanya dengan komitmen jangka panjang dan kerja sama lintas sektor, kita dapat mengatasi krisis air baku yang semakin mendesak ini,” pungkasnya. (mic/OKY/Humas UB)