Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Sejumlah Peneliti Unpad Hadiri Pertemuan Internasional CoEHAR di Italia

Sejumlah Peneliti Unpad Hadiri Pertemuan Internasional CoEHAR di Italia

Laporan oleh Ismail Cahya Putra

[Kanal Media Unpad] Sejumlah perwakilan Universitas Padjadjaran mengikuti acara Replica 2.0 International Meeting yang diadakan oleh CoEHAR untuk meluncurkan “Project Replica” yang terbaru. Acara tersebut digelar di Catania, Italia pada Senin (25/3/2024) hingga Jumat (29/3/2024).

Perwakilan Unpad tersebut terbang ke Italia demi mengikuti acara sebagai bagian dari kolaborasi antara pihak Unpad, Faculty of Medical Sciences dari University of Kragujevac (Serbia), dan Sbarro Health Research Organization dari Temple University (Amerika Serikat).

Unpad beserta dua institusi tersebut berkontribusi pada Project Replica melalui risetnya di bidang tobacco harm reduction (THR).

Sejumlah dosen Unpad, Hanna Goenawan, dr., M.Kes., PhD; Ronny Lesmana, dr., M.es., AIFO, PhD; dan Prof. apt. Melisa Intan Barliana, Dr. Med.Sc. hadir di Catania sebagai perwakilan dari Center of Excellence for Pharmaceutical Care Innovation atau (Pharci) Unpad. Selain mereka, seorang mahasiswa S-3 dari Fakultas Farmasi Unpad, Xylia Annisa, juga menghadiri acara tersebut sebagai bagian dari aktivitas risetnya di University of Catania.

Setiap tahun, perwakilan Unpad dan mitra Replica Project lainnya berkumpul di pusat CoEHAR di Catania. Disana, mereka meninjau penemuan-penemuan riset, menyelaraskan Standard Operating Procedure (SOP), dan mengikuti pelatihan di laboratorium.

Pada acara Replica 2.0 International Meeting, Hana, Ronny, Melisa, dan Xylia melalui pelatihan yang intensif dan berjalan selama seminggu.

“Tujuan dari pertemuan sesi ini adalah untuk mereplikasi dan memvalidasi karya ilmiah yang terbit mengenai dampak dan harga jual rokok terhadap progresi kanker, khususnya pada mekanisme molekular dalam kemoresistensi. Kedepannya, hasil dari karya-karya tersebut akan menentukan strategi pengurangan dampak negatif untuk populasi pasien tertentu yang rentan sembari memperbaiki kualitas hidup mereka dari segi harapan hidup dan reaksi buruk terhadap kemoterapi.” ujar Direktur CoEHAR, Prof. Giovanni Li Volti. (rilis)*