Senin, 20 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Tim ITS Raih Perunggu NTU Bridge Design Competition

Tim ITS Raih Perunggu NTU Bridge Design Competition
Gambar Tim Alyura mendapatkan medali perunggu pada NTU Bridge Competition 2024

Made Yujiro Semita (tengah) bersama tim setelah berhasil mendapat medali perunggu pada Nanyang Technological University (NTU) Bridge Design Competition 2024

Kampus ITS, ITS News Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menorehkan prestasi gemilang padagelaran Nanyang Technological University (NTU) Bridge Design Competition 2024. Mewakili ITS,Tim Alyura dari Departemen Teknik Sipil berhasil menduduki peringkat tiga dari 136 tim, Sabtu (6/4) lalu.

Tim yang beranggotakan Aldi Wildan Hakim, Made Yujiro Semita, dan Moch Arga Brilliantsyah Putra ini berhasil mendesain jembatan berdasarkan permasalahan yang diberikan. Bukan hanya mendesain, tiga mahasiswa Teknik Sipil ITS ini berhasil merencanakan proyek detail dari tahap perencanaan hingga tahap finishing.

Salah satu anggota tim Alyura, Made Yujiro Semita menuturkan bahwa tim mendesainjembatan dengan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya efisiensi struktur, biaya, homogenitas bahan, dan unsur keberlanjutan. Bukan hanya itu, proyek pembangunan jembatan ini pun harus memperhatikan kondisi lingkungan tersebut yang dekat dengan pemukiman dan area taman.

Gambar desain jembatan gagasan tim Alyura

Desain jembatan gagasan Tim Alyura yang berhasil meraih medali perunggu pada Nanyang Technological University (NTU) Bridge Design Competition 2024

Mahasiswa yang akrab disapa Yuro tersebut menuturkan perancangan jembatan ini dimulai dari tahap persiapan untuk mengatur bagaimana proyek tidak mengganggu warga sekitar. Setelah itu, tim ini membuat rancangan pada bagian sub struktur jembatan dengan menggunakan metode gali timbun dan slab on pile. “Selain hemat dan efisien, metode ini juga menyediakan lahan kosong di bagian bawah jembatan untuk akses jalan,” jelasnya.

Selanjutnya, Yuro dan tim merancang jembatan tersebut menggunakan bahan berupa kombinasi antara quenched, tempered steel, dan carbon steel. Dengan bahan tersebut, Tim Alyura ini berhasil merancang jembatan dengan panjang 44 meter pada ketinggian 6,5 meter dan memiliki lebar 9 meter. “Kami merancang jembatan dengan tipe arch truss bridge,” ungkapnya.

Yuro menambahkan, seluruh tim harus mendesain jalan yang menghubungkan dua buah jalan yang dipisahkan oleh jembatan. Bentuk jalan yang melengkung pun menjadi permasalahan bagi tim Yuro sendiri. Sehingga, Yuro dan tim merancang lengkung jalan sesuai standar American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) guna menjaga keamanan dan kenyamanan pengendara.

Gambar Tim Alyura ketika presentasi pada NTU Bridge Design Competition 2024

Tim Alyura ketika mempresentasikan rancangan jembatan pada babak final Nanyang Technological University (NTU) Bridge Design Competition 2024

Sementara perancangan struktur atas, tim Alyura berencana memilih temporary tower dalam menahan beban jembatan yang terbuat dari baja. Selain itu, dengan lokasi proyek yang padat penduduk cocok dengan penggunaan temporary tower yang dapat berpindah. . “Sehingga tidak perlu memindahkan tower crane yang berukuran besar,” lanjutnya.

Setelah selesai merancang jembatan dan menyelesaikan pengaspalan, selanjutnya Yuro dan tim memoles agar jembatan tersebut juga memiliki nilai estetika. Sehingga, pada jembatan tersebut terpasang lampu dengan hiasan merlion khas Singapura. “Kami juga menampilkan railing bermotif anggrek untuk menguatkan ciri khas Singapura,” jelasnya.

Dalam kompetisi bergengsi di kawasan Asia ini, Yuro dan tim berhasil mengalahkan kontestan dari beberapa negara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Singapura, hingga Hongkong. Setelah melewati babak penyisihan, Tim Alyura berhasil lolos ke babak final bersama 3 tim lain asal Indonesia dan 1 wakil Singapura, yaitu NTU. (*)

 

Reporter: Mohammad Febryan Khamim
Redaktur: Gandhi Kesuma