Sabtu, 04 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Webinar Diaspora Series 13: The Role of Molecular Biology on Plant Resistance to Stress

Webinar Diaspora Series 13: The Role of Molecular Biology on Plant Resistance to Stress

Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Kuliah Tamu pada Webinar Diaspora Series ke-13 dengan tema “The Role of Molecular Biology on Plant Resistance to Stress”.

Webinar menghadirkan Dr. Keni Vidilaseris (University of Helsinki) sebagai narasumber, berlangsung mulai pukul 14.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (24/09).

Dr. Keni menjelaskan bahwa dalam sel setiap makhluk hidup memiliki genetik DNA dan RNA yang menyusun di dalam inti sel dan terbentuk menjadi senyawa penting. Kemudian terjadi proses sintesis protein yang berlangsung dalam sitoplasma, diawali dengan proses pembukaan rantai ganda yang dimiliki oleh DNA dengan bantuan enzim RNA polymerase.

Proses sintesis protein nantinya akan menghasilkan sebuah protein yang telah diproses secara mekanik dan kimiawi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup.

“Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino. Memiliki beberapa manfaat asam amino yang jika diaplikasikan pada tanaman akan mudah diserap dan efeknya cepat, yakni untuk meningkatkan fotosintesis pada tumbuhan dan kandungan klorofil, meningkatkan metabolisme, meningkatkan ketahanan terhadap stress pada suhu tinggi dan pada tingkat kelembaban yang rendah,” jelas Dr. Keni.

Asam amino akan membentuk protein yang besar. Protein tersebut dibedakan menjadi empat struktur, yakni (1) primary structure, (2) secondary structure, (3) tertiary structure, dan (4) quaternary structure.

Lebih lanjut, Dr. Keni menjelaskan kemajuan dalam bioteknologi tanaman, khususnya biologi molekuler akan memberikan peluang dalam mengatasi dan memecahkan masalah pada pemuliaan tanaman. Dalam pemuliaan molekuler juga akan mengatasi kendala yang terkesan sulit untuk menyeleksi sifat-sifat jenis unggul dalam populasi, karena kerumitan sifat genetik yang berinteraksi dengan faktor lingkungan.

Dengan kemajuan iptek dibidang biologi molekuler tersebut, maka telah memberikan peluang untuk mengatasi keterbatasan dalam pemuliaan tanaman secara konvensional, sehingga dalam pemuliaan dapat diketahui dan dilakukan dengan berbagai metode.

Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kegiatan yang dipandu oleh Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si., Ph.D., selaku moderator diikuti kurang lebih 300 peserta dan berlangsung lancar hingga pukul 16.00 Wita. (*/dhs).

Editor : Ishaq Rahman, AMIPR