Jumat, 03 Mei 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Apa Yang Menyebabkan Siswa SMK Memilih Menjadi Karyawan Dari pada Wirausaha

Dalam perkembangannya di era sekarang siswa alumni SMK masih cenderung memilih bekerja daripada berwirausaha, meskipun terdapat kenaikan persentase siswa yang menjadi wirausaha selama beberapa tahun ini berdasar data dari Bursa Kerja Khusus SMK Ma’arif 1 Wates. Hal ini dimungkinkan karena terdapat mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan di kelas XI dan XII di semua jurusan.

Ada beberapa hal yang membuat siswa sering memilih bekerja daripada berwirausaha :

  1.     Karyawan Memiliki Penghasilan Tetap

Alasan pertama adalah seorang wirausaha memang bisa saja menghasilkan keuntungan melimpah pada suatu periode, namun bisa juga tidak menghasilkan sama sekali. Bahkan dalam kasus terburuknya, wirausaha justru bisa mengalami kerugian dan membuat keuangan defisit. Sedangkan jika bekerja sebagai karyawan, siswa akan mendapatkan penghasilan secara tetap dan rutin setiap bulannya.

Secara hasil memang jumlahnya tidak begitu banyak, tapi adanya pemasukan rutin lebih pasti dibanding dengan berwirausaha. Sedangkan dengan atau tidak adanya pendapatan tetap, kebutuhan tetap berjalan dan pengeluaran harus dilakukan. Karena itu banyak siswa yang lebih memilih untuk menjadi karyawan dengan penghasilan tetap dibanding berwirausaha.

  1.   Tidak Semua Siswa Tertarik Wirausaha

Selanjutnya perkara ketertarikan atau minat masing-masing siswa yang berbeda, dimana tidak semua siswa kita memang tertarik untuk wirausaha. Saat ada siswa yang senang terlibat dalam proses wirausaha dan pembuatan ide-ide wirausaha, ada juga siswa yang sama sekali tidak menyukainya. Akan sulit untuk menjalani sesuatu yang memang tidak disukai atau diminati sedari awal, terlebih lagi hal seperti wirausaha yang membutuhkan usaha  dan risiko yang cukup besar.

Dan juga, tidak semua siswa juga memilki ide wirausaha yang bisa dikembangkan dan dianggap akan menarik pasaran. Ketika ada siswa-siswa yang senang dalam membuat ide-ide wirausaha baru, ada juga siswa yang senang untuk menikmati hasil dari ide tersebut. Hal ini sangat wajar karena kalau semua siswa berpikir untuk berjualan, maka siapa yang akan membeli? 

 

Gambar 2. Siswa Bekerja Di Bengkel AHM

  1.     Risiko Wirausaha Lebih Besar

Meskipun berwirausaha memiliki kemungkinan untuk mendapatkan uang lebih banyak, namun hal itu sejalan juga dengan risiko yang muncul. Tidak semua wirausaha bisa berjalan lancar dan langsung menghasilkan untung, apalagi jika baru menjalankannya beberapa saat. Selalu ada kemungkinan wirausaha yang dijalankan akan mengalami hambatan atau bahkan kegagalan. Hal tersebut bisa membuat pemiliknya harus mengeluarkan uang yang lebih banyak, atau bahkan bangkrut.

risiko yang ada dalam Wirausaha membuat banyak siswa merasa kalau jalan tersebut tidak aman (insecure). Selain itu, akan lebih banyak hal yang dikorbankan dalam menjalankan Wirausaha terutama waktu dan tenaga. Jika bekerja di kantor hanya membutuhkan waktu dari pukul 9 hingga 5 sore, berWirausaha bisa membutuhkan waktu 24 jam dalam sehari. Tenaga yang dicurahkan pun lebih besar dibanding bekerja sebagai karyawan, apalagi bagi Wirausaha yang belum banyak memiliki SDM.

  1.     Tidak Semua Siswa Bisa Mengelola Wirausaha

Dalam menjalankan wirausaha akan sangat banyak hal yang harus diurus, mulai dari perencanaan produk, mengarahkan tim, menjalin hubungan dengan pelanggan dan stakeholder, sehingga membuat keputusan untuk kelangsungan usaha. Dan tidak semua siswa memiliki kemampuan serta keahlian tersebut. 

Hal ini tentu berbeda dengan tugas yang biasa dikerjakan  jika siswa menjadi seorang karyawan di tim atau divisi tempatnya bekerja, yang biasanya lebih terfokus pekerjaanya. Jadi bisa saja siswa sangat ahli dalam mendesain, tetapi kesulitan jika harus memimpin orang lain apalagi sebuah tim. Atau bahkan ia memiliki ide yang cemerlang untuk produk wirausaha, tapi selalu gugup jika harus berhadapan dengan pelanggan.