Sabtu, 18 Mei 2024
Sekolah Menengah Pertama

Pemuda dalam Islam

Pemuda dalam Islam

Oleh : M. Bakiruddin, SH.*)

Pemuda merupakan pemeran penting untuk kemajuan bangsa dan negara. Di samping masa muda merupakan waktu berapinya semangat dan konsistennya tekat, pula muda adalah masa yang menengahi antara dua masa lemah yaitu lemah karena masa kecil sekaligus lemah di masa tua. Bagaimana tidak sedemikian, sedangkan kekuatan sekaligus kemampuan seolah pada masa ini dimiliki, baik kebugaran fisik maupun kecerdasan intelektual.

Islam sangat memberikan perhatian penuh kepada para pemuda. Bahkan seluruh panutan manusia yang menjadi penyampai risalah dari Allah adalah pemuda.

قال ابن عباس رضي الله عنهما: "ما بعث الله نبيًّا إلا شابًّا، ولا أوتي العلم عالم إلا وهو شاب".

Ibn Abbas berkata “seluruh nabi Allah adalah pemuda, keilmuan orang cerdas hanya utuh dan sempurna dimasa muda”.

Disebutkan dalam Al-quran bahwa raja Namrud dan para pengikutnya di guncangkan oleh pemuda yang bernama Ibrahim, :

قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ [الأنبياء: 60]

Di saat patung-patung sembahan hancur para penyembahnya kebingungan tentang siapa yang menghancurkan, lalu ada yang berkata bahwa yang merobohkan patung sembahan tersebut merupakan pemuda yang bernama Ibrahim.

Salah satu dari kisah pemuda yang pula diabadikan dalam Al-Quran ialah sejarah pemuda Ashabul kahfi :

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى ( الكهف : ١٣)

Artinya : sesungguhnya mereka (ashabul kahfi) adalah pemuda yang beriman sekaligus mendapatkan tambahan hidayah dari Allah.

Ibnu Katsir berkata “Allah menyebutkan bahwa mereka (Ashabul Kahfi) adalah pemuda yang lebih konsisten terhadap kebenaran dan lebih mendapatkan hidayah dari pada orang yang sudah tua. oleh sebab inilah mayoritas pemeluk agama Islam dimasa Nabi Muhammad ialah tergolong dalam lingkaran pemuda, sedangkan kalangan selain pemuda yang mengikuti nabi Muhammad masih tergolong sangat sedikit.

Nabi Muhammad SAW. sangat memberikan perhatian dan mementingkan para pemuda, bahkan nabi Muhammad memberikan nasehat dan arahan khusus untuk pemuda sekaligus beliau mengisyaratkan bahwa masa muda merupakan masa emas, sehingga jaminan bagi pemuda baik berbeda dengan reward untuk selain masa kuda.

سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله)) وذكر منهم: ((وشاب نشأ في طاعة الله))؛ رواه البخاري.

Artinya : tujuah golongan yang mendapatkan naungan dari Allah di hari tidak ada naungan sama-sekali. Salah satunya ialah Pemuda yang hidupnya digunakan ber-taat kepada Allah.

Dari perhatian yang dimanifestasikan oleh nabi Muhammad dapat melahirkan kesimpulan bahwa masa muda adalah waktunya kita membenahi diri untuk bertaat kepada Allah. Jangan salah, istilah bertaat tidak boleh hanya di artikan melaksanakan solat dan lain-lain. Taat kepada Allah sangat luas dan komprehensif mencakup taat kepada utusan Allah, negara, dan pimpinan.

Dalam hadis tersebut Nabi Muhammad sangat memerintah pemuda untuk menjadi pemuda sejati yang mentaati norma agama maupun negara. Dari perhatian ini seolah Nabi Muhammad menjelaskan bahwa jika pemuda yang menjadi dalangnya maka kesuksesan adalah hasilnya. Jika pemuda tidak memiliki peranan penting dalam kemajuan, lalu apa maksud dan tujuan dari Nabi Muhammad memberikan reward khusus bagi pemuda?

Bahkan Nabi Muhammad memerintah para pemuda untuk memanfaatkan masa mudanya semaksimal mungkin.

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.

*) Staf TU dan Pembina Eskul MTs. Miftahul Ulum 2 Bakid