Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Unpas Gelar Konferensi Internasional, Jawab Tantangan Lewat Inovasi Lokal

Unpas Gelar Konferensi Internasional, Jawab Tantangan Lewat Inovasi Lokal

BANDUNG, unpas.ac.id – Program Doktor Ilmu Sosial, Pascasarjana Universitas Pasundan menggelar Konferensi Internasional “Local Innovation Challenge for The Future Society”, Senin (19/12/2022).

Pascasarjana Unpas mengundang Prof. Choi Won Gyu (Jeonbuk National University, Korea Selatan), Prof. Zuo Zhigang (Guangdong University of Foreign Studies, Cina), dan Dr. Solahudin bin Ismail (Universiti Utara Malaysia) sebagai pembicara.

Dari ketiga pembicara, hanya Prof. Choi yang hadir langsung di Kampus V Unpas, Jalan Sumatra No 41, Bandung, didampingi beberapa mahasiswanya. Sementara Prof. Zuo dan Dr. Solahudin memaparkan materinya secara virtual.

Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, M.Si., M.Kom., IPU. mengatakan, konferensi internasional ini merupakan realisasi kerja sama yang telah dijalin Unpas dengan ketiga perguruan tinggi tersebut.

“Sejalan dengan kerja sama internasional yang terus diperluas, kami harap mahasiswa Doktor Ilmu Sosial Unpas juga bisa mengunggah jurnalnya ke jurnal internasional, sehingga memberikan kontribusi bagi kepentingan dosen, panelis, dan peneliti,” ujarnya.

Prof. Choi Won Gyu. (Foto: Rico B)

Terkait tema, Rektor menilai, inovasi berbasis kearifan lokal berperan penting dalam mengatasi permasalahan global. Inovasi lokal mengarahkan kelompok sosial tertentu untuk berhubungan dan menanggapi perubahan eksternal akibat perkembangan teknologi.

“Kearifan lokal efektif untuk menghadapi transformasi yang bersumber dari media sosial, big data, teknologi, dan pengaruh eksternal lainnya. Pengaruh ini tidak terhindarkan dan cepat atau lambat pasti memengaruhi cara hidup dan pemikiran kita,” tambahnya.

Kearifan lokal menjadi salah satu aspek yang mendorong kemajuan negara-negara Asia Timur seperti Cina dan Korea Selatan. Dengan kekuatan individu dan kearifan lokal yang berkembang di masyarakat, Rektor yakin Indonesia bisa menyusul negara maju lainnya.

“Masyarakat Sunda punya prinsip Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh dan sareundeuk saigel sabobot sapihanean, sambata sarimbagan. Itu menandakan ada satu visi, irama, dan ruh yang untuk membuat perubahan lewat kerja sama dan gotong royong,” paparnya.

Konferensi Internasional “Local Innovation Challenge for the Future Society”. (Foto: Rico B)

Rektor berharap, kegiatan ini juga dapat digunakan sebagai sarana penguatan inovasi lokal sesuai visi dan misi yang diusung Unpas.

Di samping itu, Rektor menekankan agar hasil konferensi disebarluaskan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan muatan lokal.

“Manfaatkan pengalaman pembicara untuk berdiskusi mengenai tantangan yang dihadapi dunia akademik. Saya yakin, ini adalah sarana terbaik dan ampuh untuk memperkuat muatan lokal demi masa depan masyarakat,” tandasnya. (Reta)**