Senin, 20 Mei 2024
Perguruan Tinggi

SCU Riset Pendekatan Rumah Adaptif Banjir

SCU Riset Pendekatan Rumah Adaptif Banjir

Masalah banjir seakan masih menjadi momok bagi masyarakat Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang dan sekitarnya. Tingginya curah hujan yang melanda berbagai daerah di Indonesia beberapa waktu lalu menyebabkan terjadinya banjir rob berulang di Kabupaten Demak.

Menurut data Posko Korban Banjir Demak di Terminal Kudus Maret 2024, ada 38 desa di 7 kecamatan di Kabupaten Demak yang terdampak banjir saat itu. Selain Demak, Kabupaten Kudus dan Grobogan juga sempat dilanda banjir akibat tingginya curah hujan saat itu. Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Februari 2024, ada 32 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Grobogan yang terendam banjir saat itu.

Pendekatan Rumah Adaptif Banjir

Tim Pusat Studi Manusia, Lingkungan, dan Teknologi (MLT) Soegijapranata Catholic University (SCU), Dr. Robert Riyanto melihat krusialnya desain rumah ketika bicara daerah rawan banjir. Bukan hanya mencegah, ia pun menilai bangunan tersebut juga harus bisa bertahan pasca banjir.

“Menjadi menyulitkan karena tidak ada persiapan setelahnya. Jadi penting untuk membuat rumah yang bisa cepat recovery setelah banjir. Barang pun juga bisa terselamatkan,” tegasnya.

Sejalan dengan itu, penting menurutnya membuat banyak ventilasi di dekat lantai. Hal ini dinilainya dapat membuka ruang keluarnya air, sehingga mempercepat surutnya genangan di dalam rumah.

Menghadapi banjir rob berulang, dosen Program Studi Arsitektur SCU, Ir. Bambang Suskiyatno, MT melihat Rumah Hidrolis menjadi solusi yang tepat. Dikenal juga dengan nama “Ompalis,” karya paten Tim Dosen Program Studi Arsitektur SCU tersebut mengusung rumah yang bisa ‘naik’ menyesuaikan ketinggian genangan rob.

Rumah ini pun dinilainya dapat bertahan menghadapi rob hingga lebih dari 20 tahun. “Setiap periode tertentu bisa dinaikkan, didongkrak bareng sehingga lantainya juga ikut naik. Bentuknya terlihat seperti panggung,” jelas Ir. Bambang.

Strategi Mitigasi dan Pemulihan Bencana Banjir

Merujuk pada konsep eco-settlement, gagasan tersebut merupakan hasil riset Pusat Studi MLT SCU bersama Dinas Perumahan dan Wilayah Permukiman Kabupaten Demak dalam pendekatan desain rumah adaptif banjir.

Mengundang antusiasme berbagai lapisan masyarakat, hal tersebut disampaikan dalam Webinar SCU for Indonesia “Strategi Mitigasi dan Pemulihan Bencana Banjir: Pembelajaran dari Jawa Tengah.” Kegiatan ini diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) SCU pada 7 Mei 2024.

Forum ini membahas strategi kebijakan pembangunan berkelanjutan di wilayah terdampak banjir, termasuk dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Selain itu, keterlibatan perempuan dalam mitigasi dan rekonstruksi banjir serta dukungan psikososial bagi masyarakat terdampak banjir juga menjadi fokus bahasan dalam diskusi ini.