Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Kuatkan Restorasi Mangrove dan Pesisir Pantai Kabupaten Mempawah, Untan Berkolaborasi Bersama Pelindo dan Pemda Mempawah Terapkan Teknologi OCD dan ITP serta Eco Eduwisata

<strong>Kuatkan Restorasi Mangrove dan Pesisir Pantai Kabupaten Mempawah, Untan Berkolaborasi Bersama Pelindo dan Pemda Mempawah Terapkan Teknologi OCD dan ITP serta Eco Eduwisata</strong>

Mempawah – Universitas Tanjungpura berkolaborasi bersama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Mempawah dalam upaya penguatan Restorasi Mangrove dan Pesisir Pantai di beberapa desa di kabupaten Mempawah, Senin (20/3). Kolaborasi ini sendiri disepakati pada Rapat Koordinasi Antar Stakeholder yang dihadiri beberapa pihak, seperti perwakilan Universitas Tanjungpura (Untan), Pelindo, Pemda Kabupaten Mempawah, Pengelola Mangrove, Kepala Desa di daerah pesisir, serta kelompok masyarakat. Program ini sendiri akan berfokus pada penguatan Pusat Layanan Terpadu untuk Restorasi Mangrove dan Pesisir Pantai. Dimana dalam implementasi nantinya akan diterapkan konsep Eco Eduwisata dan teknologi OCD ITP yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di daerah pesisir.

Sekretaris Daerah Kabupaten Mempawah Ismail mengharapkan agar kerjasama ini dapat membantu meningkatkan jumlah mangrove di wilayah pesisir kabupaten Mempawah dan dapat memulihkan ekosistem pesisir yang telah rusak. “Kolaborasi ini berjodoh melalui Program Matching Fund KedaiReka yang mempertemukan Pelindo dengan Untan”, ujarnya dalam sambutan kegiatan. Dilain sisi, Raja Fajar Azansyah selaku Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC) mengatakan, teknologi Organic Coastal Defence (OCD) dan Isoceles Triangle Plants (ITP) adalah teknologi biodegradable yang didesain untuk menahan lumpur dan memecah ombak, serta diyakini mampu meningkatkan survival rate mangrove hingga 60-80%. “Kedua teknologi tersebut merupakan hasil kolaborasi dan perwujudan ide dari MMC dan Pokmas Pelesir”, sebut Raja pada saat pertemuan kolaborasi berlangsung. Ia menambahkan, teknologi OCD ini merupakan penelitian yang diawalnya melibatkan Prodi Teknik Lingkungan dan UPT Laboratorium Terpadu Untan. “Bahkan OCD ini sekarang dalam tahap proses pengajuan paten yang dimotori oleh Dosen Untan yaitu Nelly Wahyuni, Kiki Prio Utomo, Jumiati dan Cico John Simamora”, tegasnya.

Hilmi M Yusuf selaku perwakilan dari Pelindo yang hadir pada Rapat Koordinasi tersebut menyambut baik dan mengaku siap mendukung program ini. “Peranan Pelindo lewat Program Matching Fund KedaiReka ini dapat menjadi jembatan pertemuan yang diakhiri dengan dampak positif pada lingkungan sekitar dan masyarakat Kabupaten Mempawah, seperti program-program CSR sebelumnya”, ucapnya. Ia juga optimis bahwa bukan tidak mungkin sejarah akan tertoreh di Kabupaten Mempawah dengan adanya penerapan teknologi OCD dan ITP yang hadir berkat dukungan Pelindo. Selain itu, Ketua Tim Matching Fund Untan untuk KedaiReka, Muhammad Pramulya mengatakan, proyek ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain untuk mengadopsi teknologi OCD dan ITP dalam pemulihan ekosistem pesisir. Karena teknologi ini sendiri sudah mulai teruji dalam masa uji coba selama kurun waktu 1 tahun terakhir. Selain berdampak ke lingkungan, Program Matching Fund KedaiReka juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. “Selain sebagai sarana rehabilitasi pesisir, kawasan mangrove juga dapat digunakan sebagai tempat budidaya ikan dan udang yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat”, ujar Kepala Desa Pasir, Abdul Hamid.

Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) Pelesir, Suhaimi, yang juga merupakan Laboran di Fakultas Pertanian Untan, hadir mewakili komunitas Penggiat Mangrove dan turut mendukung penerapan teknologi tersebut. Harapannya kerjasama ini dapat menjadi jembatan program Eco Edu Wisata, sebab desa Sengkubang mempunyai potensi karena dekat dengan Pesantren. “Objek kawasan mangrove di wilayah tersebut selalu menjadi pilihan wisata oleh santri beserta keluarga”, ungkap Kepala Desa Sengkubang, Alfian Hamim. Kedepannya, pihak Pemda kabupaten Mempawah berharap perjodohan Pelindo dan Untan dalam kerja sama program ini dapat terus berlanjut. Hal ini juga diamini oleh Eka Priyadi selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Untan. “Keberhasilan suatu program hingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat bagi pengembangan kawasan mangrove dan rehabilitasi pesisir di masa depan memerlukan waktu 3-5 tahun”, pungkasnya.