Minggu, 05 Mei 2024
Sekolah Menengah Pertama

Ibu Literasi Pertama Di Indonesia

Ibu Literasi Pertama Di Indonesia

Hola! Apa kabar Sobat #SKETSA? Siapa sih yang belum kenal dengan ibu literasi pertama di Indonesia?

Beliau bernama Raden Ayu lasminingrat. R.A Lasminingrat pernah muncul di google doodle pada 29 maret 2023, dalam memperingati usianya yang ke 169 tahun.

Walaupun kurang di kenali masyarakat namun jasanya sangat berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia terkhusus bagi wanita-wanita di seluruh Indonesia, Maka dari itu beliau di juluki sebagai ibu literasi pertama di Indonesia.

Beliau merupakan tokoh emansipasi wanita, aktivis perempuan sunda dan pelopor pendidikan

Lahir pada 29 maret 1854 di Garut, dari pasangan Haji Muhammad Musa dan Raden Ayu Ria. Beliau menempuh pendidikan di sebuah sekolah belanda di Sumedang, selama di Sumedang beliau rela berpisah dengan kedua orangtua nya. Beliau diasuh oleh teman belanda ayahnya, Levyson Norman. R.A Lasminingrat merupakan pribumi pertama yang lancar membaca, berbicara dan menulis bahasa Belanda pada masanya

R.A Lasminingrat menerbitkan dua buku yang yaitu, Carita Erman yang merupakan terjemahan dari Cristoph Von Schmid pada tahun 1875 dan dicetak dengan aksara jawa sebanyak 6.015 ekslempar lalu pada tahun 1922, diterjemahkan dengan aksara latin. Buku selanjutnya adalah Warnasari atawa roepa-roepa dongeng. Buku- buku tersebut menjadi buku pelajaran di Garut dan tersebar ke luar jawa hingga di terjemahkan dalam bahasa Melayu

Setelah menikah dengan Bupati Garut, Raden Adipati Aria Wiaratanudatar VI. Ia mendirikan sebuah sekolah bernama Sekolah Keutamaan Istri Lasminingrat di ruang gamelan pendopo Garut pada tahun 1907. Sekolah tersebut bertujuan untuk pemberdayaan wanita untuk membaca dan menulis. Sekolah ini berkembang hingga memiliki 200 siswa dan 5 kelas. Serta diakui oleh Hindia Belanda pada tahun 1911, dan akhirnya disahkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1913, melalui akta pada no 12 tertanggal pada 12 Februari 2023

Pada masa kedudukan Jepang berganti nama menjadi Sekolah Rakyat (SR) dan mulai menerima siswa laki – laki. Lalu pada tahun 1950 SR, berubah menjadi SDN Ranggalawe I dan IV yang dikelola dinas pendidikan kabupaten garut tingkat II

Namun pada tahun 1990-an hingga sekarang berubah menjadi SDN Regol VII dan X yang menjadi bukti jasa berharga R.A Lasminingrat

Beliau wafat pada 10 april 1848, saat berusia 94 tahun. R.A Lasminingrat di semayamkan di belakang masjid Agung Garut

Sebagai generasi muda, yuk! para sobat #SKETSA kita menghormati jasa R.A Lasmini dengan meneruskan perjuangan nya dengan cara giat belajar untuk meraih cita – cita.