Sabtu, 11 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Prof. Syawal Gultom Bagikan Tips Sukses kepada Ribuan Lulusan Unimed

Prof. Syawal Gultom Bagikan Tips Sukses kepada Ribuan Lulusan Unimed

Dalam Orasi Ilmiah pada Wisuda Unimed Periode Agustus 2023,  Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. menyampaikan peran penting orangtua sangat menentukan kesuksesan saudara, mereka senantiasa memberikan semangat, daya juang dan senantiasa mendampingi dikala susah dan lelah dalam mengenyam pendidikan. Tak ada yang lebih berharaga daripada orangtua, berikan baktimu dan hormat yang setinggi-tingginya kepada mereka. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada orangtua yang telah mempercayakan Unimed, untuk mendidik anaknya menjadi lulusan yang unggul dan berkarakter.

Pada kesempatan ini, saya mendoakan para wisudawan hari ini untuk dua hal bagi mereka yang belum bekerja Insya Allah mudah-mudahan segera dapat bekerja bagi mereka yang belum dapat jodoh setelah bekerja mudah-mudahan segera juga dapat jodoh itulah doa saya yang sangat tulus di awal dari orasi ini.

Wisuda ini bukanlah akhir dari pendidikan, namun awal dari pendidikan kehidupan itu sendiri. Mari kita renungkan bidang apa yang harus saya kerjakan, kompetensi apa yang telah dimiliki dan kemampuan apa yang dibutuhkan saat ini. Saya memang menyadari tidak mudah untuk mencari pekerjaan dari 270 juta rakyat Indonesia. Sebanyak 140 juta itu angkatan kerja, tetapi 7 juta itu pengangguran pasca covid tambah 2 juta menjadi 9 juta. Kalian ini total 1 tahun 1,7 juta dari seluruh Indonesia dan yang Tamatan SMA SMK juga bertarung dengan Kalian cari pekerjaan 1,8 juta dari 3,6 juta per tahun harus disiapkan untuk yang baru lulus. Saya tahu itu tidak mudah untuk mencari pekerjaan.

Bagaimana saya bisa mendapat pekerjaan? Saya akan membagikan rumus yang diberikan oleh Carol S. Dweck. Ia adalah seorang Profesor Psikologi Lewis dan Virginia Eaton di Universitas Stanford. Dweck dikenal karena karyanya tentang sifat psikologis pola pikir pertumbuhan. Dia mengelompokkan Manusia cuma dua, nomor satu adalah mereka-mereka yang fixed mindset dan yang kedua yang growth mindset. Fixed mindset adalah pola pikir seseorang yang meyakini bahwa apa yang dianutnya adalah yang paling benar. Ia cenderung menghindari tantangan-tantangan dan fokus berlebihan pada sesuatu yang sudah diketahuinya saja. Sedangkan Growth mindset adalah pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangan. Ia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Jika diberikan tantangan, ia akan coba melaluinya dengan penuh keyakinan. Carol S. Dweck juga membuat kesimpulan bahwa capaian potensi seseorang bukanlah dari kemampuan tetapi dari cara pandang akan kemampuan tersebut dan kepercayaan bahwa sesuatu dapat dikembangkan.

Bagi golongan manusia yang fixed mindset, dia begitu disuruh bekerja dia langsung hitung harusnya dapat penghasilan sekian dong itu Fixed mindset. Namun bila orang yang growth mindset dia tidak peduli hasil yang ia dapat berapa, Dia lebih peduli dengan proses, maka dia berpikir bila ada orang yang ip-nya tinggi dia pasti belajarnya bagus, itu growth mindset. Bila ada orang yang sukses dia pasti cara bekerjanya juga baik sekarang pastikan diri Anda diri kalian anak-anak sekalian apakah saya ini? pada growth mindset yang selalu pikirannya positif yang selalu menganggap kalau orang berhasil itu ada hubungannya dengan usaha.

Karena itu minggu-minggu terakhir ini, Saya berulang-ulang mendengar reels di Instagram. Kalian pasti juga punya Instagram itu apa bunyinya learning and learning? Jadi belajar dan perolehan orang memperoleh sesuatu dari belajar. Bahkan Tuhan meletakkan rezeki itu di belajar. Seberapa tangguhnya kalian belajar itulah rezekinya. Katanya begini 85% orang sukses miliarder itu adalah generasi pertama bukan turunan, bukan juga mendapat harta warisan 85%. Silahkan di riset, hanya 15% orang kaya itu sukses itu karena mendapat warisan dari orang tua. Tapi kita sekarang ditanya apa yang membuat Anda sukses? Jawabnya membaca. Ada berapa buku yang anda baca? 50 buku dalam pertahun?

Jadi mereka-mereka yang hebat-hebat itu ternyata juga membaca. Sebutlah sekelas Steve Job yang sudah meninggal atau sebutlah si anak Siantar yang pendiri Tokopedia itu yang namanya William Tanuwijaya dengan aset satu miliar dollar (15 triliun rupiah) setara dengan 2,5 dua setengah kali potensi ekonomi Indonesia perputaran ekonomi Indonesia. Jadi kisah-kisah orang sukses itu membaca berapa buku yang dibaca 50 buku ini satu buku per minggu tetapi yang menarik adalah What kind of books do you read? Nah, buku apa yang anda baca kok bisa seperti itu? Dijawab dengan simple adalah “help self books”. Jadi membaca buku yang bisa membantu diri kita, bukan fiksi. Walaupun ada yang menyarankan untuk memancing atau meningkatkan imajinasi baca “fiction remind fiction”. Fiksi tetaplah fiksi. Jadi kamu hanya menghabiskan waktumu untuk membaca hal-hal yang tidak perlu kira-kira begitu. Oleh karena itu, sekarang kita menjadi tahu betul antara learning and learning and learning. Jadi apa yang diperoleh itu tergantung bagaimana anda belajar. Itu poin penting, yang saya sampaikan.
Karena itu, Saya ingin mengajak kalian untuk memastikan diri bisa masuk di dunia yang serba canggih seperti pendiri Tokopedia itu dengan satu miliar dollar itu dengan sama dengan 100 juta orang per bulan. Coba bayangkan betapa seorang yang seperti itu, punya mimpi, jadi mimpi dipikirkan sama dia. Begitu dipikirkan, lahir rencananya. Apa yang harus dilakukan, lahir rencana kemudian punya komitmen dan dilakukan kenyataan jadi ukurannya seperti itu. Banyak orang punya mimpi tapi tidak bisa merumuskan apa yang harus saya lakukan, rencana tidak bisa dieksekusi.

Orang tua mengirim kalian ke Unimed hanya satu tujuannya bahwa kehidupan kalian menjadi lebih baik. Nah, sekarang bagaimana kalian bisa memastikan diri kalian dengan membangun semangat diri? Kata Henry Ford bila kamu berpikir tidak bisa dan atau Kamu berpikir bisa, dua-duanya benar. Jadi kalau kamu berpikir saya tidak bisa ya tidak bisa, kalau kamu berpikir kamu bisa pasti kamu akan bisa. Banyak para filsuf mengatakan bahwa siapa kita dan apa kita adalah apa yang kita pikirkan. Kalau saya mengatakan apalah Saya ini orang desa kecil, lama-lama kita akan betulan jadi kecil. Lama-lama akan betul-betul kecil jadi diri kita ini adalah apa yang kita pikirkan karena itu tadi saya memulainya dengan mindset betapa powernya mindset itu untuk mengubah diri.

Gambarkan apa yang menjadi tantangan, orang menghadapi berbagai kehidupan ini dia pasti takut gagal. Ketika dia takut mencoba, dia merasa tidak punya skill. Sementara saat ini, pekerjaan-pekerjaan yang amat sangat dibutuhkan itu walaupun jurusan apapun kalian sekarang. Yang pertama adalah soal spesialis AI, dalam semua jurusan ada AI. Yang kedua mesin learning, Siapa yang mampu Coba sekarang yang mengembangkan mesin itu. Coba lihat kita amat sangat membutuhkan itu karena kita punya sistem belajar daring lewat learning management system (LMS), kemudian apa konsultan perusahaan analis bisnis intelijen, kemudian analis keamanan informal financial teknologi engineer.

Nah, saya ingin menyinggungnya lebih dalam, karena terlalu banyak sekali pekerjaan tentang itu spesialis big data. Ambil contoh misalnya yang tadi financial teknologi digital uang seperti link aja. Dia nyari pekerja sekarang itu hanya aplikasi. Coba nanti baca baik-baik apa saya yang dibutuhkan produk manajemen gopay. Kalau anda belajar teknologinya, nggak persoalan di sini, enggak ditanya anda jurusan apa, Anda bisa apa, mana ijazah anada, nggak ada kan ditanya begitu. Sekarang pekerjaan yang paling dibutuhkan yang paling dicari itu adalah satu Digital marketing enggak bisa dibohongi. Bukankah Tokopedia itu Digital marketing dengan 100 juta pengguna itu yang kedua itu adalah soal konten kreator cobalah konten kreator pekerjaan nomor satu di Amerika. Dulu itu adalah yang paling bergengsi itu adalah pemadam kebakaran menyusul Astronaut tetapi sekarang Amerika menempatkan nomor satu pekerjaan termahal dan terbanyak itu diminati adalah konten kreator. Jadi membuat konten yang sebenarnya konten itu, apa yang terjadi tapi bisa mengedukasi orang Anda. Lihat podcast itu ada yang mencapai 76 juta, dia dapat berapa itu dari YouTube per hari itu? Sungguh sangat luar biasa.

Jadi bagaimana mengintervens user dengan perusahaannya? ingin saya tanamkan pada wisuda kali ini seluruh tantangan terbesar 90% atau 9 dari 10 tantangan itu dalam diri kalian bukan di luar dalam diri kalian. Cuma satu persen saja berada di luar, peluang itu berasal dari dalam diri kalian. Apa hambatannya? susah sekali untuk menjadi pembelajar. Warisan termahal menjadi lulusan perguruan tinggi ini adalah menjadi pembelajar yang tangguh. Mengapa susah? Yang Pertama tidak menguasai IT, dan yang kedua tidak menguasai bahasa Inggris. Akan tetapi ketua tantangan ini bisa terjawab, bila kita memiliki growth mindset dan mindset yang terbuka Open hard Open Will and open mind. Modalnya seperti itu jadi mengubah diri, itulah usaha 90% itu ada pada diri kita mengubah diri kita.

Sekarang saya harus berubah karena saya sudah sarjana, saya harus belajar ulang bukan saya sudah tamat S1, S2, atau S3. Seorang dokter itu, dia butuh 5 tahun untuk menjadi expert itu pun bila konsisten dalam menekuni sesuatu 5 tahun. Bayangkan kalau kita yang lulusan S1 tidak belajar sepanjang hayat (seorang pembelajar), itu menghambat semua.

Kalian punya kesempatan yang sama, kalau dulu yang punya kesempatan itu hanya punya modal. Hanya sedikit orangnya yang punya modal. Sekarang, semua punya kesempatan yang sama, tetapi semakin mudah persaingannya semakin banyak. Sekarang semua bisa dipermudah bisa dengan akses ke mana-mana, tetap dari diri sendiri 9 persoalan itu adalah takut gagal, tidak bisa mengubah diri sendiri, tidak punya rencana, tidak punya disiplin waktu, tidak mengerti time management dan seterusnya. Jadi rumusnya sekarang, bila kalian bisa berubah, maka masa depan itu bisa diraih. Jangan menjadi alumni Universitas Negeri Medan yang tidak punya prinsip. Saya bermimpi suatu saat alumni Unimed menjadi alumni tercepat mendapat pekerjaan seluruh Indonesia. Apresiasi saya pada kalian, selamat pada yang berprestasi hebat, silakan terus belajar dan membanggakan bagi Universitas. Sekali lagi terima kasih Bapak Ibu orang tua yang saya muliakan, mudah-mudahan acara wisuda hari ini memberi makna dan hidayah dari Allah pada kita semua terima kasih. (Humas Unimed/eo)