Senin, 01 Juli 2024
Perguruan Tinggi

Pupukin! Pupuk dari Limbah Bonggol Pisang dan Kulit Udang Karya Mahasiswa Unpad

Pupukin! Pupuk dari Limbah Bonggol Pisang dan Kulit Udang Karya Mahasiswa Unpad

[Kanal Media Unpad] Sejumlah mahasiswa Universitas Padjadjaran membuat pupuk dengan teknologi Slow Release Fertilizer berbahan dasar limbah bonggol pisang dan kulit udang. Produk yang diberi nama “Pupukin!” ini  dilapisi bahan makromolekul untuk menunda pelepasan nutrisi ke tanah sehingga mengurangi frekuensi pemupukan dan memberikan manfaat optimal bagi tanaman. 

Produk ini dikembangkan oleh Dira Purwasih (Agribisnis), Prili Alisha (Agribisnis), Rizqia Nadira Ronaldo (Agribisnis), M. Yasyfa Kusumadinata (Teknologi Industri Pertanian), dan Stanislaus Adhi Pramudya (Agroteknologi) dengan dosen Pendamping Vira Kusuma Dewi, M.Sc., PhD.

“Cukup sekali penggunaan, produk Pupukin! menemani tanaman sampai panen,” kata Prili dalam rilis yang diterima Kanal Media Unpad.

Inovasi produk ini merupakan implementasi dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) yang berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI.

Prili menjelaskan bahwa limbah bonggol pisang mengandung beberapa mikroba yaitu, Aeromonas sp., Bacillus sp., dan Aspergillus niger yang dapat menjadi pemecah bahan organik tanah, fiksasi nitrogen, dan melawan patogen penyebab penyakit tanaman.

Limbah bonggol pisang juga mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. 

Sementara itu, limbah kulit udang mengandung senyawa bernama kitin yang dapat diubah menjadi kitosan dan menjadi sumber karbon organik serta memiliki kemampuan mengatur pelepasan unsur hara ke tanaman.

Selain dibuat dari bahan yang organik, Pupukin! memiliki keunggulan lain seperti meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit karena dikombinasikan dengan daun nimba (Azadirachta indica) yang memiliki aroma khas, kuat, dan mengandung senyawa aktif. 

“Pupukin! juga dapat meningkatkan efektivitas pupuk dalam mengontrol pelepasan hara dan memberikan efisiensi penggunaan dalam jangka panjang serta mengurangi risiko pencemaran air dan tanah,” jelas Prili.

Produk Pupukin! berbentuk kepingan kubus yang dikemas dengan berat 250 gram. Penggunaan produk Pupukin! Dilakukan dengan cara menugal media tanam kemudian memasukkan satu keping kubus untuk tanaman sayur daun seperti kangkung, bayam, pakcoy, dan selada. 

Melalui produk ini, Pupukin! mengusung konsep ramah lingkungan karena mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 12 yaitu “Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab”. Prili dan tim berharap produk ini dapat meningkatkan hasil panen masyarakat di sekitaran Jawa Barat dan Indonesia.

Dikemas menggunakan craft standing pouch yang biodegradable, kemasan produk Pupukin! dapat didaur ulang menjadi pot tanaman. Kemasan Pupukin! dilengkapi dengan QR code yang tersambung pada website resmi Pupukin! yang berisi informasi dan konten edukasi produk pupuk slow release. (art)*