Senin, 01 Juli 2024
Perguruan Tinggi

Sekjen Kemenaker RI: Tenaga Kerja Ahli Perlu Disiapkan Hadapi Indonesia Emas 2045

Sekjen Kemenaker RI: Tenaga Kerja Ahli Perlu Disiapkan Hadapi Indonesia Emas 2045

[Kanal Media Unpad] Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI Prof. Anwar Sanusi, PhD, menyampaikan peluang dan tantangan ketenagakerjaan di era digital kepada mahasiswa Universitas Padjadjaran di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Jumat (28/6/2024).

“Ada beberapa isu yang memang ini harus kita antisipasi terkait dengan kondisi ketenagakerjaan ke depan,” kata Prof. Anwar pada acara Kuliah Umum “Peluang dan Tantangan Pekerjaan di Era Society 5.0” yang digelar atas kerja sama Pusat Pengembangan Karier Unpad dan Kemenaker RI tersebut.

Peluang dan tantangan tersebut di antaranya terkait megatren global, seperti isu geopolitik dan geoekonomi, serta persaingan sumber daya alam.

Sementara itu, di Indonesia,  bonus demografi tengah dialami. Tantangan ini perlu dihadapi dengan baik.

“Kita harus mengoptimalkan dengan sebaik-baiknya. Terutama adalah bagaimana kita menciptakan lapangan kerja yang sangat besar agar bonus demografi ini bisa menjadi bonus ekonomi,” kata Prof. Anwar.

Menuju Indonesia Emas, ketersediaan lapangan kerja perlu terus didorong. Diperkirakan di tahun 2045, perlu tersedia 198,3 juta lapangan kerja. Keahlian tenaga kerja pun harus benar-benar disiapkan.

Lebih lanjut Prof. Anwar mengatakan bahwa di tengah perkembangan teknologi digital, sejumlah pekerjaan hilang, sementara sejumlah pekerjaan lainnya tumbuh. Pekerjaan yang tumbuh ini didorong dengan adanya peran teknologi informasi.

Pada era ini , sejumlah keterampilan juga dibutuhkan, seperti berpikir kreatif, analisis data, mengambil keputusan, serta memiliki motivasi dan kesadaraan diri.

Kemampuan di bidang teknologi digital juga sangat penting. Namun, saat ini tidak mudah menemukan calon pegawai yang memilki kualifikasi sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Di antaranya adalah karena kemampuan teknis yang sangat rendah, di mana kemampuan masih bersifat teoritis serta kurang pengalaman.

Untuk itu, menurut Prof. Anwar, program magang sangat baik untuk diikuti untuk lebih mengenali dunia kerja yang akan dihadapi.

Tantangan berikutnya adalah mengenai fleksibilitas hubungan kerja. Saat ini, digitalisasi mendorong perkembangan hubungan kerja yang semakin fleksibel. Hal ini selaras dengan karakteristik generasi milenial dan Z di Indonesia. Namun, tantangan ini juga perlu diantisipasi dengan baik oleh perusahaan.

Lebih lanjut Prof. Anwar mengatakan bahwa tantangan lain yaitu dihadapi adalah semakin cairnya konsep tempat kerja atau adanya remote working. Saat ini banyak perusahaan yang menawarkan lowongan kerja dengan pola remote working. Bekerja bisa di mana saja asalkan ada ikatan dan ouput yang harus terpenuhi.

Selain itu, saat ini juga dikenal konsep lapangan kerja hijau atau green jobs yang perlu untuk dipahami dengan baik. Lapangan kerja hijau ini hadir untuk keberlanjutan lingkungan. Konsep ini pun mengakibatkan ada sejumlah lapangan kerja yang akan hilang.

“Kalau dari sisi tantangan pekerjaan, maka kita harus betul-betul paham kira-kira apa yang akan ada atau masih ada dan apa yang akan hilang sebagai dampak dari green economy,” katanya.

Prof. Anwar pun menyampaikan sejumlah saran bagi mahaiswa yang akan memasuki dunia kerja. Hal pertama adalah menjaga motivasi dalam diri. Dalam menghadapi tantangan, motivasi perlu terus dijaga dan jangan sampai menyerah.

Selanjutnya, Prof. Anwar juga menyarankan pentingnya terus belajar. Jika sudah mendapatkan posisi pekerjaan pun jangan cepat berpuas dengan terus melakukan upskilling dan reskilling.

“Anda harus meningkatkan keterampilan atau mungkin Anda mencoba orientasi keterampilan lain yang mungkin siapa tahu Anda lebih baik,” kata Prof. Anwar.

Prof. Anwar juga mengingatkan pentingnya membangun jejaring kerja sebaik-baiknya. Membangun jejaring juga dapat membangun kesuksesan.

“Keberhasilan seseorang katakanlah bukan semata-mata karena keberhasilan Anda sendiri, tapi keberhasilan karena kita ini memiliki tim,” katanya.

Selain tantangan ketenagakerjaan di era digital, pada kegiatan tersebut Prof. Anwar juga memaparkan mengenai kondisi ketenagakerjaan Indonesia dan kebijakan pemerintah Indonesia di bidang ketenagakerjaan.

Saat membuka acara, Rektor Unpad Prof. Rina Indistuti berharap mahasiswa dapat berkontribusi bahkan menjadi pemimpin untuk memajukan bangsa Indonesia.

“Dengan demikian maka tetap optimistis, pengetahuan yang diperoleh cukup, tetapi kita juga semangat bahwa softskills penting, keterampilan penting, attitude penting, karakter penting. Oleh karenanya silakan lihat tren dari pasar kerjanya seperti apa, ” kata Rektor. (arm)*