Senin, 01 Juli 2024
Perguruan Tinggi

KKN UAD Tangani Sampah dengan Metode Losida di Kelurahan Pakuncen

KKN UAD Tangani Sampah dengan Metode Losida di Kelurahan Pakuncen

Sosialisasi dan Pelatihan Program Losida kepada Masyarakat Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta oleh tim KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode ke-91 Unit III.D.2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan dosen pembimbing lapangan Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M.Kes., berkesempatan menyelenggarakan pelatihan pengelolaan sampah menggunakan metode losida atau lodong sisa dapur di RW 9 dan RW 10, Kelurahan Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.

Pengelolaan sampah merupakan salah satu tantangan utama di era modern. Setiap tahun, volume sampah yang dihasilkan semakin bertambah, sementara kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) semakin terbatas. Salah satu sampah jenis sampah organik yang sering menumpuk adalah sampah rumah tangga. Solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini adalah mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos.

Program Pengabdian Masyarakat UAD yang dirangkai dalam kegiatan pengabdian dosen, kini dilanjutkan dengan monitoring oleh mahasiswa KKN selama durasi waktu pelaksanaan KKN. Kegiatan pengabdian ini menawarkan solusi pengelolaan sampah rumah tangga dengan metode losida. Program losida diperkenalkan kepada masyarakat RW 9 dan RW 10, Kelurahan Pakuncen, melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan.

Metode tersebut tidak hanya memberikan pendekatan baru dalam penanganan sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kegiatan ini juga menjadi implementasi kerja sama antara UAD dengan stakeholder yaitu kelurahan Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan. Dukungan penuh diberikan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UAD sebagai bagian dari Catur Dharma Perguruan Tinggi.

Losida merupakan cara tradisional untuk mengelola sampah organik rumah tangga, yang dibuat menggunakan pipa atau paralon berukuran 120 cm dengan diameter lingkaran 10 inci. Bagian bawah pipa diberi sejumlah lubang yang kemudian ditanam ke dalam tanah dengan kedalaman 40 cm, sebagai jalan keluar masuk cacing untuk pengomposan. Bagian atas yang berada di luar tanah digunakan untuk menampung sampah organik sisa rumah tangga, seperti sisa sayuran, nasi, buah-buahan, dan sebagainya.

Sampah organik tersebut selanjutnya disiram menggunakan larutan EM4 atau campuran air cucian beras dan gula merah yang berfungsi untuk mempercepat pembusukan. Isi losida dapat diambil dan dijadikan kompos untuk menggemburkan tanah dan tanaman setelah 14 hari atau lebih.

Unit III.D.2 bersama masyarakat RW 9 dan RW 10, Kelurahan Pakuncen, Wirobrajan, bekerja sama untuk menanggulangi penumpukan sampah organik rumah tangga dengan pengadaan losida di tiga titik, yaitu di dekat SD Tamansari 3 dan dua titik di dekat rumah warga.

Agenda pengelolaan sampah organik tersebut terbagi menjadi beberapa waktu, yaitu pada 26 Mei 2024 dilaksanakan pemberian edukasi kepada masyarakat RW 9 dan RW 10 mengenai pemanfaatan sampah organik. Kemudian pada 8 Juni 2024, dilaksanakan pelatihan dan pengadaan alat pengelolaan sampah organik rumah tangga menggunakan metode losida. Selanjutnya mulai 9 Juni 2024 dan seterusnya, Unit III.D.2 melakukan pendampingan dan pengecekan berkala untuk memastikan program losida ini dapat berjalan dengan baik di masyarakat setempat.

Program losida diharapkan dapat menambah semangat masyarakat untuk mengelola kembali sampah organik rumah tangga. Kemudian hasilnya dapat bermanfaat dan dinikmati oleh masyarakat setempat. (doc)

uad.ac.id