Senin, 01 Juli 2024
Perguruan Tinggi

Revie Salsabila: Terima Kasih Pak Rektor

Revie Salsabila: Terima Kasih Pak Rektor

(Unila): Pesta olahraga empat tahunan di bumi Cendrawasih Papua, bukan saja menjadi milik para atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) murni, melainkan juga milik para atlet cabang olahraga eksibhisi. Salah satunya, Revie Salsabila.

Gadis manis berusia 18 tahun ini berbunga-bunga setelah meraih medali emas dari cabang olahraga Kick Boxing dari nomor seni. Dalam nomor ini memang sangat rawan dengan penilaian juri, dengan kata lain adalah sangat subyektif.

“Ya itu dia, saya pun dengan kepercayaan diri saja tampil, karena hasilnya kan ditentukan oleh penilaian juri. Ya Alhamdulillah saya bisa juara satu. Ini sebuah kebanggaan buat saya. Terima kasih pak Rektor Unila, bapak Karomani. Karena kami diberikan kebebasan untuk mengikuti olahraga prestasi ini dan tidak khawatir tentang absen di perkuliahan kami, sehingga kami bisa sangat fokus,” ujar anak pertama dari tiga bersudara ini.

Untuk turun di nomor ini memang bukan dadakan. “Sebenernya sih nggak pindah dadakan, memang di Lampung pun disiapin buat yang seni untuk ngisi kelas yang kosong jadi cari peluang lah,” tutur gadis manis yang sekarang masih kuliah di Penjas Unila itu.

Proses untuk menjadi nomor satu ini memang sangat panjang. Revi, sebelum terjun ke Kick Boxing sudah lebih dahulu menekuni cabang olahraga Karate sejak tahun 2013. “Saya terjun di olahraga keras seperti ini ingin mencoba olahraga yang lebih berani dan menantang. Perbedaannya sangat jelas dari cara bertarung antara Karate dan Kick Boxing. Sama-sama full body contac, dan lebih adu siapa kuat, siapa yang keras, dia yang bisa unggul,” katanya tanpa segan.

Sejak 2017, kala itu sedang berlangsung Pekan Olahraga Provinsi dan Revi meraih medali emas tetapi masih di cabor Wushu nomor Sanda.

Satu alasan lain kenapa masih tetap bertahan untuk bermain di olahraga keras ini karena memang sudah cocok. “Dulu waktu di karate malah jadi pemain katta bukan kumite. Terus coba-coba lah di Porprov Wushu. Tapi kok saya merasa saya cocok di sini jadi saya terus. Memang orang tua awalnya mereka was was gitu. Yaa anak perempuannya pukul-pukulan kayak gitu. Tapi lama-lama mereka ngerti kok,” tuturnya.

Dengan medali emas tingkat nasional ini membuat hati Revi berbunga-bunga. “Alhadmdulillah saya benar-benar merasa senang dan sangat terharu, karena sebenernya bukan saya yang ditargetkan bisa emas di eksibisi ini,” kata gadis yang mengaku belum punya pacar ini.

Pedoman dalam pertandingan memang sangat dipegangnya erat-erat. Sesuai dengan masukan dari pelatihnya. “Kalo kata pelatih saya coach Charles, begini. Latihan terus yang keras bahkan kalau bisa melebihi lawan-lawan kita di luar sana dan mempersiapkan diri, mental dan fisik dengan baik, do’a dari orang tua dan keluarga juga penting. Karena kita sudah latihan keras usaha juga sudah, tinggal Allah yang menentukannya. Yang penting percaya dengan diri sendiri dan jangan takut mau ketemu siapa pun lawannya,” ungkap Revie.

Di eksibisi Kick Boxing ini diikuti oleh Lampung dengan daerah lainnya diantaranya DKI Jakarta, Sumut, Sulut, Sulteng, Jateng, Jabar, Gorontalo, Maluku, Aceh dan lain-lain. Yang dipertandingkan di Wisma Haji Jayapura, Papua. (Don)

(Sumber : artikel ini dikutip dari detiklampung.com, Sabtu, 25 September 2021)