Sabtu, 27 April 2024
Perguruan Tinggi

Pakar Unpad Dorong Perawat Miliki Kompetensi Peka Budaya

Pakar Unpad Dorong Perawat Miliki Kompetensi Peka Budaya

Laporan oleh Artanti Hendriyana dan Shofwatul Auliya

[Kanal Media Unpad] Guru Besar Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran Prof. Kusman Ibrahim, PhD, mengatakan bahwa salah satu kompetensi yang perlu dimiliki perawat adalah peka budaya. Ilmu keperawatan lintas budaya pun terus berkembang dan diyakini dapat berkontribusi mengurangi disparitas kesehatan.

“Tujuannya supaya bisa memberikan layanan keperawatan yang kongruen atau tepat secara budaya, bermakna, dan bermanfaat,” ujar Prof. Kusman dalam Satu Jam Berbincang Ilmu (Sajabi) “Keperawatan Lintas Budaya dalam Mengurangi Disparitas Kesehatan” yang diselenggarakan Dewan Profesor Unpad secara daring, Sabtu (4/3/2023).

Pada kesempatan tersebut, Prof. Kusman menerangkan bahwa persepsi sehat atau sakit sangat dipengaruhi kebudayaan atau nilai yang seseorang anut. Dalam praktik penanganan kesehatan, ada kemungkinan nilai tersebut kongruen atau bahkan kontradiktif.

“Hal ini perlu diindetifikasi tenaga perawat, sehingga pendekatan-pendekatan kesehatan itu akan lebih holistik, akan lebih peka budaya,” ujar Prof. Kusman.

Dekan Fkep Unpad tersebut menjelaskan, kebutuhan keperawatan mestinya dipelajari secara sistematis. Para perawat membutuhkan pengetahuan yang mumpuni tentang latar belakang budayanya sendiri, budaya pasien, dan teman sejawatnya untuk menghindari pandangan-pandangan yang bias.

“Dengan ilmu ini, diharapkan cara pandang perawat atau tenaga kesehatan akan lebih luas dan holistik,” jelasnya.

Faktor globalisasi dan mobilisasi masyarakat yang tinggi juga menjadi salah satu alasan pentingnya mempelajari keperawatan lintas budaya.

Ilmu mengenai keperawatan lintas budaya ini dapat memandu layanan keperawatan agar sesuai dengan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, kompetensi peka budaya saat ini masuk sebagai kurikulum pembelajaran untuk para mahasiswa termasuk di Unpad.

“Kompetensi peka budaya yang bagus diharapkan bisa memberikan intervensi atau layanan kesehatan yang tepat secara budaya,” kata Prof. Kusman.

Lebih lanjut ia mengatakan, kompetensi peka budaya ini dapat menghindari terjadinya konflik atau penolakan yang menyebabkan pasien merasa tidak berdaya.

Menurut Prof. Kusman, penerapan keperawatan lintas budaya ini dapat meningkatkan kepuasan, kesejahteraan, kepercayaan, dan kepatuhan pasien terhadap program kesehatan.

“Ini bisa meningkatkan kualitas dan akses bagi layanan kesehatan dan pada suatu titik dapat mengurangi disparitas dari layanan kesehatan,” terang Prof. Kusman.(arm)*