Selasa, 21 Mei 2024
Sekolah Menengah Pertama

Lagi, Civitas MTs. MU 2 Ikuti Seminar dan Lauching Rumah Moderasi Beragama Kemenag dan STISMU Lumajang

Lagi, Civitas MTs. MU 2 Ikuti Seminar dan Lauching Rumah Moderasi Beragama Kemenag dan STISMU Lumajang

Setelah mengikuti Webinar Internasional yang dilaksanakan oleh Pusat Studi Moderasi Beragama dan Sosial Budaya Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN MALIKI) Malang, Civitas MTs. Miftahul Ulum 2 kembali mengikuti kegiatan Seminar Nasional tentang Moderasi Beragama yang digelar oleh Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Miftahul Ulum (STISMU) Lumajang sekaligus Launching Rumah Moderasi Beragama (RMB) di Aula Gedung Terpadu Miftahul Ulum Lantai 3, Jum’at (19/11/21) Kegiatan yang dilaksanakan secara offline dan online mengusung tema “Peta Jalan Moderasi Beragama dan Peran Perguruan Tinggi Islam berbasis Pondok Pesantren”. Kegiatan ini diikuti oleh para dosen, pengurus PPMU, pimpinan lembaga di bawah naungan Yayasan Miftahul Ulum, serta mahasiswa calon wisudawan.

Baca juga :

CIVITAS MADRASAH IKUTI WEBINAR MODERASI BERAGAMA UIN MALIKI MALANG

Dalam rangkaian acara juga dilakukan penandatangan kerja bersama (PKB) antara STISMU Lumajang dan KEMENAG Lumajang dalam hal membangun Lumajang sebagai kabupaten moderasi beragama. Direktur RMB, Sahrul Hidayatullah, M.H, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Rumah Moderasi Beragama (RMB) STISMU Lumajang adalah bagian dari langkah konkrit Penguatan Moderasi Beragama. Dengan lahirnya Rumah Moderasi Beragama, diharapkan dalam kehidupan akan terwujud dan benar-benar menjadi landasan berpikir, bersikap, dan bertindak serta dasar dalam merumuskan kebijakan dan program di lingkungan STISMU. Karena itu, sebagai lembaga pelaksana penyelenggara penguatan moderasi beragama, aksi nyata dari RMB ini akan melaksanakan beberpa kegiatan, di antaranya; penguatan kapasitas RMB, pembuatan modul moderasi beragama, melaksanakan pendidikan dan kampanye moderasi beragama yang dikemas dengan pendekatan kekinian melalui media offline dan online, bekerjasama dengan kemenag Lumajang dan Pemkab Lumajang dalam hal penelitian, kampanye/publikasi, advokasi dan pendampingan masyarakat Lumajang menuju Lumajang sebagai Kabupaten Moderasi.

Sementara itu, Ketua STISMU Lumajang, Sarkowi, S.Pd.I., M.A. dalam sambutannya menyampaikan bahwa karakter dasar STISMU Lumajang yang berbasis pesantren adalah moderat dan menjadi tempat diseminasi paham keagamaan yang rahmatan lil álamin. STISMU Lumajang harus menjadi garda terdepan di Kabupaten Lumajang dalam mengawal pemikiran dan gerakan moderasi beragama. Karena itu nilai-nilai kepesantrenan yang bercorak inklusif, toleran, dan menjunjung tinggi keragaman, merupakan aspek yang tidak akan dilewatkan oleh pimpinan kampus dan pondok pesantren.

Munculnya kelompok yang sering mengkalim kebenaran agama (truth claim keagamaan) makin massif, di samping kelompok yang mempertanyakan konsensus nasional (Pancasila, NKRI, dan Bhineka Tunggal IKa). “Mereka aktif di media sosial, menyuarakan klaim kebenaran, bahkan paham anti Pancasila dan NKRI,” katanya. Sehingga Alumni STISMU Lumajang harus aktif melakukan counter wacana-wacana keagamaan yang intoleran bahkan radikal tersebut,” tegasnya. Karena itu, pembentukan dan lounching Rumah Moderasi dalam upaya penguatan moderasi beragama menjadi sangat signifikan sehingga akan menjadi salah satu pilar penguat dalam melahirkan lulusan yang mampu menjadi agen dan duta moderasi beragama di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu, Sarkowi meminta para mahasiswa dan sarjana STISMU Lumajang tidak menjadi kelompok mayoritas diam (silent majority) ketika menghadapi ancaman extrimisme dan intoleransi. “Peran sarjana sebagai masyarakat intelektual sangat penting dalam melawan kelompok yang memaksankan kehendak dan tidak toleran,” katanya.

Mengawalai materinya, H. Muhammad Muslim, S.Ag., M.Sy menyampaikan bahwa Kelompok Salafi dan Wahabi yang selama ini dianggap sebagai kelompok intoleran radikal, rupanya sudah mulai menyebar di Kabupaten Lumajang. Bahkan, Negara Islam Indonesia (NII) yang dulu ada di Bandung, saat ini tokohnya berada di Lumajang. “Saya mau menyampaikan informasi penting terbaru di Lumajang, bahwa kelompok Salafi dan Wahabi sudah masuk ke Lumajang,” ujar Kepala Kemenag Lumajang,

Kelompok tersebut, kata Cak Muslim sapaan akrabnya, adalah kelompok toleran yang merasa benar sendiri seakan-akan memiliki kaplingan di Surga dan mereka mengklaim menerima SK panitia hari kiamat. “Ini sudah masuk di Lumajang dan jamaahnya mereka tidak mendatangkan dari kota melainkan dari kecamatan-kecamatan dan Kabupaten Jember, pengajiannya ada di Lumajang, bahkan sudah mendirikan masjid di Lumajang dan ini kalau kita diam, menganggap aman-aman saja, nanti mereka akan menggrogoti jamaah kita dan menjadikan kita kelompok kafir,” ungkapnya.

Tidak kalah ekstremnya, sambung Cak Muslim, NII yang dulu ada di Bandung, salah satu tokohnya sekarang berada di Lumajang. “Bahkan penyuluh saya dulu terpapar dan sempat dicuci otaknya masuk NII, salah satu doktrinnya kamu jangan dekat-dekat dengan orang NU karena nanti kelompok yang pertama masuk neraka adalah orang NU, ini masih kita cari rumahnya untuk kita dalami,” ungkapnya