Sabtu, 27 April 2024
Sekolah Menengah Kejuruan

Kekosongan dari Dendam

 

 

Dendam lahir dari amarah dan takut. Namun, amarah dan takut itu sejatinya kosong. Maka, dendam juga sejatinya kosong. Ia tidak memiliki inti pada dirinya sendiri.

Di dalam tradisi Timur, kenyataan dipahami sebagai kekosongan Nagarjuna, filsuf India, bahkan menegaskan, bahwa kekosongan(Sunyata) adalah dasar dari segala-galanya. Dari kekosongan, segala sesuatu datang dan pergi. Kekosongan adalah kemungkinan yang tak terhingga.

Di dalam filsafat Zen, segala hal itu terjadi, karena adalah hal-halyang memungkinkannya (dependent origination). Air menjadi panas karena ada api yang membakarnya. Api menjadi ada, karena ada gesekan yang kuat antara dua benda keras. Dua benda keras bisa bergesekan, karena ada energi yang menggerakannya, dan begitu seterusnya.

Tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri. Segalanya adalah bagiandari segalanya. Keterkaitan antara segala sesuatu ini adalah kehidupan itu sendiri. Tidak ada satu hal pun yang memiliki inti universal dan mampu berdiri sendiri, lepas dari jaringan kehidupan.

Di dalam buku Wissenschaft der Logik, Hegel, filsuf Jerman, menyertini sebagai hukum keniscayaan. Keniscayaan menjadi mungkin, kanmpotensi berjumpa dengan kondisi. Orang pasti menjadi presiden ketika bakatnya sebagai pemimpin digabungkan dengan dukungan dari banyak orang. Ketika potensi atau kondisi tidak ada, maka tidak ada pula keniscayaan.

Dendam pun memiliki pola serupa. Ia bukanlah sesuatu yang mutlak. Ia lahir dari hal-hal yang memungkinkannya. Ketika hal-hal tersebut berubah, dan itu pasti berubah, maka dendam pun juga lenyap dengan sendirinya.

Penulis: Reza A.A Wattimena