Minggu, 28 April 2024
Perguruan Tinggi

Galon Bekas Jadi Media Pupuk Kompos

Galon Bekas Jadi Media Pupuk Kompos

Mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memanfaatkan galon bekas sebagai media mengolah pupuk kompos (Dok. Istimewa)

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 119 Unit VIII.D.3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjalankan program kolaboratif dengan masyarakat setempat di Padukuhan Jomboran, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Bantul, pada Februari 2024. Kegiatan ini mengusung tema pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan memanfaatkan galon bekas air mineral sebagai wadah utama.

Kegiatan melibatkan partisipasi aktif ibu-ibu di Padukuhan Jomboran dengan tujuan untuk memberikan alternatif yang mudah diimplementasikan bagi masyarakat dalam mengelola sampah organik di rumah tangga. Tujuannya, jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir berkurang.

Mahasiswa dan masyarakat setempat bekerja sama dalam mempersiapkan alat dan bahan seperti tanah, galon bekas air mineral berukuran 15 liter yang telah dipotong bagian atasnya, serta sampah organik seperti sisa sayuran, kulit buah, sisa makanan tanpa bahan hewani, dan daun-daun kering yang telah dipotong kecil-kecil.

Langkah selanjutnya yaitu menambahkan tanah setinggi 5 cm ke dalam galon bekas air mineral yang telah dipersiapkan. Galon tersebut juga dilengkapi dengan lubang-lubang kecil di badan galon untuk memastikan udara di dalam galon dapat bersikulasi dengan baik.

Sampah organik yang telah dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam galon. Proses ini diikuti dengan penutupan sampah organik menggunakan tanah dan diaduk secara merata. Tahapan tersebut diulangi setiap hari hingga tinggi kompos mencapai 2/3 dari tinggi galon.

Setelah itu, setiap minggu kompos perlu diaduk untuk memastikan konsistensi dan kelembaban yang tepat. Pada minggu ketiga, kompos dianggap siap ketika kadar airnya ideal, bau kompos menyerupai bau tanah, dan bahkan terdapat biji tanaman yang mulai tumbuh di dalamnya. Hal ini menandakan bahwa kompos telah siap digunakan sebagai pupuk organik yang berkualitas.

Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah organik secara bijaksana. Dengan memanfaatkan galon bekas air mineral sebagai wadah utama, praktik pengomposan ini dapat diimplementasikan dengan mudah oleh masyarakat di rumah tangga mereka sendiri. Keberhasilan program ini tidak hanya terletak pada hasil kompos yang dihasilkan, tetapi juga pada pembentukan sikap peduli lingkungan yang lebih baik di masyarakat. (doc)

uad.ac.id