Sabtu, 18 Mei 2024
Perguruan Tinggi

Kuliah Umum Ilkom Unpas Hadirkan Podkesmas, Baca Peluang Sukses Lewat Podcast

Kuliah Umum Ilkom Unpas Hadirkan Podkesmas, Baca Peluang Sukses Lewat Podcast

BANDUNG, unpas.ac.id – Personel siniar Podkesmas (Podcast Kesehatan Masyarakat) berbagi kiat sukses membuat podcast kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Pasundan.

Lewat kuliah umum “Xchange: Let’s Arrange the Future” yang digelar di Balai Sartika, Bikasoga, Jumat (16/12/2022), Podkesmas mengajak mahasiswa Ilkom Unpas untuk menangkap peluang dengan memproduksi konten digital, salah satunya podcast.

Kaprodi Ilkom Unpas Rasman Sonjaya, S.Sos., M.I.Kom. menuturkan, Ilkom Unpas berupaya melakukan terobosan antimainstream dengan mengundang Podkesmas.

“Kami menyadari dan merespons era digital 4.0, di mana konten kreatif menjadi komoditi bisnis. Kami harap, mahasiswa Ilkom Unpas kreatif dan inovatif untuk mewujudkan masa depan gemilangnya,” tuturnya.

Personel Podkesmas (dari kiri ke kanan): Imam Darto, Angga Nggok, Ananda Omesh, Surya Insomnia. (Foto: Rico B)

Podcaster Podkesmas Ananda Omesh, Surya Insomnia, Imam Darto, dan Angga Nggok mengatakan, kunci yang harus diperhatikan dalam membuat podcast adalah konsisten, baik dalam produksi, pemilihan tema, durasi, waktu tayang, dan lain-lain.

“Podcast itu mudah diakses, sifatnya selintas, membentuk imajinasi atau theatre of mind, bisa diputar kembali dan didengarkan dalam kegiatan apa pun, dan kita juga bebas memilih target pendengar. Dia punya kelebihan, jadi kita tinggal konsisten dan kreatif,” jelas Omesh.

Tahap Produksi Podcast

Dari sisi industri, sedikitnya ada lima tahapan produksi podcast, yaitu menyesuaikan jadwal podcaster, menentukan topik, proses editing, artwork dan desain (pembuatan thumbnail, non visual, audio promo), dan mengunggah audio podcast.

“Supaya konsisten, kita harus meluangkan waktu di hari-hari tertentu untuk take podcast. Lakukan berulang-ulang sampai menjadi kebiasaan, dengan begitu podcast kita tetap on schedule. Ini berlaku bukan hanya untuk podcast kolektif, tapi juga podcast individual,” sambung Surya.

Dalam menentukan topik, penting bagi podcaster untuk mengenali karakter dirinya dan podcast yang dibawakannya. Topik podcast umumnya membahas isu-isu terkini, tapi tetap disesuaikan dengan kemampuan podcaster.

Mahasiswa Ilkom mengikuti kuliah umum bersama Podkesmas. (Foto: Rico B)

“Pastikan topik yang dibahas memberikan nilai tambah untuk pendengar. Lalu pilih genre yang disukai masyarakat. Kalau di Indonesia, biasanya genre komedi, horor, dan romantis akan banyak didengarkan,” tambah personel lainnya.

Imam Darto mengungkapkan, audio editing juga tak kalah penting. Harus ada penekanan di bagian yang dianggap menarik, punchline, dan mixing sound yang tepat agar pendengar mendengarkan podcast hingga selesai.

Menariknya, dengan build in advertisement, podcast bisa menjadi ladang bisnis. Promosi berbayar dapat disisipkan di dalam audio podcast, social media campaign, aktivasi online, dan lain-lain.

“Tapi, di balik konten yang menghibur dan bisa dimonetisasi, Podkesmas selalu menyelipkan pesan moral untuk pendengar. Semua konten harus tetap mempunyai border atau batasan, tidak sekadar berisi candaan tanpa edukasi,”

Gandeng Podkesmas Asia Network

Kesuksesan Podkesmas sebagai podcast terpopuler di Indonesia, bahkan dunia dimanfaatkan Ilkom Unpas dengan menggaet Podkesmas Asia Network menjadi mitra kerja sama. Hal ini ditandai dengan penandatanganan MoU dan MoA antara Unpas, FISIP Unpas, dan prodi Ilkom Unpas.

“Pemanfaatan teknologi seperti yang dilakukan Podkesmas adalah dunianya mahasiswa Ilkom. Anda harus hadir di tengah kemajuan zaman, karena sekarang eranya komunikasi. Jangan berhenti berinovasi, begitu juga dengan dosen-dosennya,” ujar Dekan FISIP Unpas Dr. M. Budiana, S.IP., M.Si.

Unpas, FISIP, dan Ilkom tandatangani naskah kerja sama dengan Podkesmas Asia Network. (Foto: Rico B)

Wakil Rektor I Unpas Prof. Dr. H. Jaja Suteja, M.Si. mewakili Rektor juga menekankan kepada mahasiswa agar mampu menghadirkan futuristic thinking dan memanfaatkan digitalisasi untuk kemajuan bangsa.

“Masifnya penggunaan gadget menandakan kita telah memasuki era transformasi informasi. Kita dituntut berinovasi dan mengasah soft skill, karena 90 persen kesuksesan seseorang ditentukan melalui soft skill. Maka, kelola diri sendiri dan berikan manfaat untuk masyarakat,” tandasnya.